J A B O N








































  















JABON

          Pola Hutan Rakyat umumnya menggunakan jarak tanam 2 x 2,5 m. Namun hasil pertumbuhan dan perkembangan diameternya tidak begitu cepat dan maksimal, cara ini biasanya digunakan masyarakat dengan membiarkan tumbuh liar dengan sendirinya ibarat hutan. Perkebunan pada umumnya menggunakan jarak tanam yang direkomendasikan yaitu 4 x 5 m. Jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan diameter batangnya, sebab radius lingkaran bayangan kebawah batang atas pohon adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon (definite growth). Jadi jarak 4 x 5 m adalah jarak tanam yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon, tetapi bisa juga menggunakan jarak 4 x 4 m tergantung kondisi lahan. Jabon dapat hidup pada tanah Alluvial lembab (pinggir sungai), tanah liat, tanah lempung, podsolik coklat, podsolik merah kuning (PMK), tanah daerah yang ada pasang surut, iklim basah dan tropis.

Cara Tanam 
Buat lubang tanam dengan Lebar x Panjang x Dalam (40x40x40) cm. Lalu masukan Kompos+NPK 2,5 gr (campur) sebagai pupuk dasar diendapkan dilubang setinggi 30 cm (dapat langsung tanam/3-7 hr kemudian baru tanam), kemudian masukkan bibit yang polibagnya sudah dibuka/disobek kedalam lubang, dudukan bibit yang benar/rata lalu isi tanah kompos sebagai penutup akar dengan tanah setinggi 20 cm (jangan diterlalu dipadatkan), hingga tersisa lubang 10 cm sebagai kantong air.

Perawatan :
Semprot pestisida secara aktif per 1 atau 2 minggu sekali selama 3-4 bulan tergantung keadaan gangguan, agar daun tidak dimakan ulat. Setelah daun cukup banyak fungisida sudah tidak perlu disemprotkan lagi, sebab daun tidak akan habis dimakan ulat karena daun sudah banyak.

Pemupukan : 
Untuk pertumbuhan, pemupukan dapat dilakukan minimal cukup sampai usia 3 tahun karena usia 3 tahun keatas sumber makanan dan unsur hara dari serasah sudah terdekomposisi secara alami selama 1-3 tahun. Periode pemupukan 1-2 kali/setahun, tetapi jika ada kemampuan lebih baik pemupukan sampai batas usia mendekati usia panen yaitu 5 sampai 6 tahun, agar hasil lebih maksimal.



- Awal tanam – 1 Tahun : NPK 1 sendok makan (tabur jgn kena/menumpuk pada                                     batang pangkal)
- 1 Tahun – 2 Tahun
    : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 5 kilo + NPK 2,5 Ons
- 2
Tahun – 3 Tahun   : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 10 kilo + NPK 7,5 Ons 

Dapat juga hanya dengan kompos :

- 1 Tahun-
2 Tahun  : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 20 Kilo
- 2 Tahun- 3 Tahu
n : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 20 kilo

     Kompos sangat penting peranannya, kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang berperan sebagai absorbent yang dapat menyimpan mineral & unsur hara dan memperlancar pertukaran kation di dalam tanah. Tanpa kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang tanah semakin lama semakin jenuh, jika tanah jenuh pemberian pupuk menjadi sia-sia dikarenakan tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral sehingga pupuk yang diberikan tidak dapat mengurai kedalam tanah dan akan menguap atau tercuci, kompos memperbaharui kondisi tanah dan menjadikan tanah di sekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab dan subur.
     Dengan kompos pupuk yang diberikan dapat mengurai dengan baik sehingga akar menjadi mudah menyerap unsur hara tersebut. Catatan tambahan bahwa pupuk kandang yang belum matang tidak baik digunakan untuk pemupukan karena masih panas, pupuk kandang yang sudah matang ditunjukkan dari tidak berbau kotoran, tetapi berbau humus(tanah) dan tidak panas. Perawatan kebersihan disekitar pohon sangat penting agar sumber makanan akar tidak terganggu dan dapat maksimal diserap akar pohon, minimal perawatan sampai usia 1 tahunan. Sampah serasah di kumpulkan menjadi ring keliling Pohon dengan radius jarak 50 cm, agar serasah cepat terdekomposisi bermanfaat menjadi hara.


JABON II

     Kerusakan lingkungan yang mengakibatkan perubahan iklim global, salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang cukup tinggi, sehingga permintaan akan tempat tinggal dan bahan pangan semakin tinggi tetapi daya dukung lingkungan untuk peningkatan produktivitas tanaman semakin menurun.
Selain kebutuhan pangan, kebutuhan kayu juga tiap tahun mengalami peningkatan. Kayu saat ini merupakan barang/komoditas yang sangat penting dan memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Sebagian besar barang yang dipergunakan manusia sehari-hari terbuat dari kayu, seperti : bagian dari rumah (pintu, jendela, atap), kertas, perabot rumah tangga, korek api dll. Oleh karena itu kayu memiliki prospek dan pangsa pasar tinggi.
Beberapa jenis tanaman penghasil kayu saat ini antara lain : jati, sengon, gaharu dll, akan tetapi semakin hari produksi kayu semakin menurun sedangkan permintaan semakin tinggi. Beberapa spesies tanaman penghasil kayu sekarang ini semakin banyak dikembangkan diantaranya Kayu dari tanaman jabon.
     Pohon Jabon (Anthocepalus cadamba) merupakan jenis pohon cepat tumbuh yang saat ini sedang banyak dikembangkan, seperti di Jawa Barat, Jawa Timur, dan sebagian kecil Jawa Tengah yang sedang gencar memproduksi tanaman tersebut karena potensi yang begitu besar dari tanaman tersebut.
Tetapi tidak semua petani mau menanam tanaman ini dikarenakan belum mengetahui perawatan dan pengelolaannya, serta yang paling penting pemasaran ketika tanaman tersebut siap panen.Pemasaran memang terlihat sulit bagi beberapa petani yang belum mengetahui secara penuh tentang tanaman ini, termasuk ketersediaan bibit yang masih langka.

Deskripsi
     Jabon termasuk dalam famili Rubicaea, di NTB tanaman ini dikenal dengan nama gumpayan, kelapan, mugawe, sencari. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah sampai 1000 dpl, memerlukan iklim basah sampai kering. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 45 m dengan panjang batang bebas cabang 30 m, diameter sampai 160 cm, batang lurus dan silindris, bertajuk tinggi dan cabang mendatar.
Jabon berbuah setiap tahun pada bulan Juli-Agustus, termasuk buah majemuk bentuk bulat dan lunak, mengandung biji yang sangat kecil, buah yang berukuran sedang dapat menghasilkan sekitar ± 8.300 pohon, biji yang telah dikeringkan dan disimpan pada tempat yang tertutup rapat pada tempat yang sejuk dapat bertahan selama 1 tahun.
Ciri umum tanaman ini adalah warna kayu teras berwarna putih semu-semu kuning muda, lambat laun menjadi kuning gading, kayu gubal tidak dapat dibedakan dari kayu teras, dengan tekstur kayu agak halus sampai kasar dan arah serat lurus tapi kadang-kadang berpadu, dapat digunakan untuk bahan bangunan non kontruksi, meubel, dan bahan plywood (kayu lapis).

Keunggulan
Jabon merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian 0 – 1000 m dpl. Saat ini Jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis, karena Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya termasuk sengon/albasia. Kemampuan tumbuhnya sepadan dengan sengon/albasia apabila mendapat perawatan yang optimal. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, tanaman jabon dapat diuraikan dari beberapa hal, yaitu :
  • Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th
  • Masa produksi jabon yang singkat hanya 4 – 5 tahun
  • Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus
  • Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri (self pruning).
Tanaman jabon termasuk tanaman kayu yang mampu tumbuh dengan cepat, kecepatan tumbuhnya menyamai tanaman sengon, bahkan jika mendapat perawatan yang baik jabon pertumbuhannya lebih cepat dari sengon.

Budidaya
Tanaman jabon termasuk jenis tanaman yang mudah untuk dibudidayakn, hal yang dilakukan pada budidaya tanaman jabon adalah :
        1. Pengolahan tanah
Jabon termasuk tumbuhan perintis , sehingga meskipun tanpa pengolahan tanah jabon bisa tumbuh dengan baik, tetapi hasil tanaman lebih baik yang menggunakan pengolahan tanah.
2.  Penyemaian benih
Benih jabon yang diperoleh dari tanaman yang berbuah, ditabur pada media pasir halus, sebaiknya dengan menggunakan wadah plastik yang telah dilubangi bagian bawahnya. Penyiraman dilakukan dengan memasukkan bak ke bak lain berisi air sehingga air merembes dari bawah. Setelah daun berukuran ± 1 cm2 dipindahkan ke polybag yang telah diisi media (tanah: kompos) dengan perbandingan 2:1. 
3.  Penanaman
Jabon tidak menuntut syarat tumbuh yang tinggi, tapi untuk investasi sebaiknya ditanam pada media yang subur dan drainase yang baik.
Jarak tanam 2 x 2m atau 5 x 5m tergantung tujuan penanaman, murni/tumpangsari. Lubang tanam 30 x 30 x 30 cm atau 40 x 40 x 40 cm tergantung kondisi tanah. Kompos 0 - 5 kg dicampurkan dengan tanah galian lubang tanam kemudian digunakan untuk menimbun lubang setelah penanaman. Pupuk dasar NPK 0 - 100g per lubang tanam diberikan pada musim hujan (Desember – Januari). 
4.  Pemeliharaan
Bibit jabon yang masih muda rawan terhadap serangan uret yang memakan akar dan mematikan bibit. Jabon juga dapat terserang ulat daun, meskipun tidak mematikan tanaman tapi mengurangi laju pertumbuhan tanaman karena memakan daun. Penyiangan tanaman jabon dilakukan 3-4 kali per tahun dengan membersihkan secara lajur. Jika tajuk sudah bersentuhan secara rapat atau untuk memperoleh pendapatan awal, maka penjarangan dapat dilakukan.

Nilai Ekonomi
Budidaya tanaman jabon akan memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan secara benar dan serius. Asumsi biaya budidaya jabon per Hektar dengan jarak tanaman 4x4 m ±Rp. 20 juta. Asumsi pendapatan dengan jarak tanam 4x4 m dihasilkan ± 625 pohon dengan masa panen 5-6 tahun diameter batang ± 50 cm. Tinggi tanaman ± 13 m, mendapatkan volume kayu ± 1.600 m3. Harga per m3 ± Rp 1,2 juta, sehingga penghasilan yang diperoleh : Rp 1.920.000.000,-/Ha.

Thank’s to http://rahimnetwork.blogspot.com & Mbah Google

0 komentar:

Posting Komentar

Go... Blog ^^. Diberdayakan oleh Blogger.