GAHARU


G A H A R U




     








    



                                                                                                                                                     
     Pohon gaharu cocok ditanam di antara daerah dataran rendah hingga ke perbukitan pada ketinggian 0 – 750 meter dari permukaan air laut dengan curah hujan kurang dari 2000 cm. Suhu yang sesuai adalah antara 27°C hingga 32°C dengan kadar cahaya matahari sebanyak 70%. Jenis tanah yang sesuai adalah jenis lembut dan liat berpasir dengan pH tanah antara 4.0 hingga 6.0.
     Biji benih yang berkualitas amat penting untuk pembibitan , biasanya pembenihan di lakukan oleh nurseri untuk menjamin bibit benih tanaman dalam volume yang besar dan berkelanjutan . Buah karas dari jenis Aquilaria Malaccencis adalah berbentuk kapsul, 3.5 cm hingga 5 cm panjang, ovoid dan berwarna coklat. Kulitnya agak keras. Mengandung 3 hingga 4 biji benih bagi setiap buah.
Penanaman bisa dilakukan di tanah-tanah perkebunan ataupun di tanah yang sempit seperti halaman rumah atau masjid. Bisa juga ditanam di kebun kelapa sawit, ladang kopi dan kebun di bawah pohon-pohon yang lain yang berumur antara 5 – 8 tahun. Teknik tanaman secara sistem tumpangsari atau intergrasi dengan 2 atau lebih tanaman juga boleh dilakukan.
     Anak pokok dikeluarkan dari politena bag dan dimasukkan ke dalam lubang yang digali dengan besar diameter dan kedalaman 0.5 meter. Tanah dipermukaan dipadatkan dengan tangan untuk memastikan akar bersentuhan rapat dengan tanah dan hindarkan pengaliran air di permukaan (surface water). Kadar pemupukan tidak boleh melebihi 100 gm bagi tiap-tiap lubang yaitu dengan kadar pupuk NPK 15:15:15 sebanyak 40 – 50 gm dan TSP sebanyak 40 – 50 gm semasa proses penanaman.
     Pohon gaharu yang ditanam perlu dibersihkan dari gangguan pokok lain sekitar 50 cm untuk menghindarkan persaingan hidup. Pekerjaan ini dilakukan dalam 2 – 3 kali setahun sehingga pohon berusia 5 tahun. Pengemburan 2 kali setahun adalah amat baik untuk memberi oksigen ke dalam tanah untuk melancarkan penyerapan makanan oleh pohon.

Pemeliharaan 

     Pemupukan dapat dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat juga setiap 6 bulan dengan kompos. Penggunaan pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3 bulan dengan dosis rendah (5 gr/tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun, kemudian dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman. Hama tanaman gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di permukaan daun bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan dengan pemangkasan pohon pelindung agar gaharu terkena cahaya matahari diikuti penyemprotan pestisida seperti Tiodane, Decis, Reagent., dll Pembersihan rumput dapat dilakukan sekali 3 bulan atau pada saat dipandang perlu.Pemangkasan pohon dilakukan pada umur 3 sampai 5 tahun, dengan memotong cabang bagian bawah dan menyisakan 4 sampai 10 cabang atas. Pucuk tanaman dipangkas dan dipelihara cukup sekitar 5 m, sehingga memudahkan pekerjaan inokulasi gaharu.

BUDIDAYA

     Gaharu itu sendiri sebagai hasil persenyawaan enzim jamur tertentu yang menginfeksi kayu jenis tertentu pula. Persenyawaan itu menghasilkan damar wangi yang kemudian dikenal sebagai gaharu.
Kayu yang mengandung damar wangi atau gaharu kategori paling bagus atau kelas super mencapai harga Rp 50 juta per kilogram. Melalui metode penyulingan, gaharu umumnya dimanfaatkan sebagai pewangi.
      Kelompok Gaharu Luwu mengatakan, gaharu mulai diendus pula untuk obat herbal berbagai jenis penyakit berat, seperti tumor, kanker, lever, tuberkulosis, dan ginjal.
Soal pepatah, ”Sudah gaharu, cendana pula!”,  itu hanyalah pepatah untuk menguatkan suatu hal. Gaharu beraroma wangi. Tentu akan wangi berlipat-lipat jika gaharu terdapat di kayu cendana yang memang sudah wangi. ”Pada kenyataanya, gaharu tidak pernah berada di kayu cendana,”

Teknik Budidaya Gaharu

      Beberapa jenis tumbuhan berpotensi untuk memproduksi gaharu sudah dieksplorasi. Jenis tumbuhan itu meliputi Aquilaria sppAetoxylon sympetallumGyrinops, dan Gonsystylus.
Berbagai jenis tumbuhan itu tersebar di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Tetapi, keberadaannya sekarang mulai langka.
     Masyarakat juga sulit mengenali jenis tumbuhan tersebut. Salah satu jenis Aquilaria di Kalimantan dikenal dengan nama lokal karas. Keberadaannya mulai jarang dijumpai pula.
Teknik budi daya gaharu dengan cara penginfeksian jamur pembentuk gaharu ke dalam batang pohon potensial. Isolat jamur penginfeksi atau pembentuk gaharu sudah dieksplorasi Balitbang Kehutanan dengan hasil diperoleh dari genus Fusarium dan Cylindrocarpon.
Saat ini diperoleh dari genus Fusarium sebanyak 23 isolat jamur. Empat isolat jamur Fusarium paling cepat menginfeksi kayu berpotensi menjadi gaharu.
”Dalam satu bulan kayu yang diinfeksi dengan keempat isolat jamur tersebut sudah mampu menunjukkan tanda-tanda keberhasilannya,” kata Sulistyo.
Kemudian gaharu buatan itu bisa dipetik pada usia satu hingga tiga tahun. Pohon potensial yang dipilih untuk membentuk gaharu, yang sudah berdiameter lebih dari 15 sentimeter dan usianya di atas 5-6 tahun.
Untuk menyuntikkan isolat jamur penginfeksi, sebelumnya pohon potensial dilukai. Pada bagian pelukaan tersebut, isolat jamur disuntikkan. ”Dalam satu pohon disuntikkan isolat jamur pada 200 sampai 300 titik pelukaan batang,” kata Sulistyo. Dalam pelukaan kemudian terjadi infeksi jamur yang membentuk warna kehitam-hitaman.
Selama tiga tahun, semburat warna kehitaman itu akan menyebar ke atas dalam jarak hanya 3-4 sentimeter saja. Semburat warna kehitam-hitaman pada serat kayu itulah yang disebut gaharu.
     Selama ini gaharu alam yang paling bagus disebut gaharu super yang berwarna hitam pekat, padat, keras, mengilap, dan beraroma kuat khas gaharu.
Gaharu super tidak menampakkan serat kayunya. Bentuknya seperti bongkahan yang di dalamnya tidak berlubang.
”Klasifikasi mutu gaharu ditetapkan ada enam mutu. Berturut-turut dari yang paling bagus, yaitu Super (Super King, Super, Super AB), Tanggung, Kacangan (Kacangan A, B, dan C), Teri (Teri A, B, C, Teri Kulit A, B), Kemedangan (A, B, C) dan Suloan.” kata Sulistyo.
     Kelas cincangan merupakan potongan kecil-kecil dari kayu yang terinfeksi menjadi gaharu. Meskipun tidak berwarna kehitaman atau tidak mengandung getah gaharu, kelas cincangan masih menunjukkan aroma khasnya. Biasanya, gaharu ini digunakan untuk pembuatan dupa atau hio.
     Dalam proses produksi gaharu buatan, yang sangat penting dikuasai adalah proses pembenihan, persemaian, penanaman, dan pemeliharaan pohon-pohon berpotensi gaharu.
Tidak kalah pentingnya, yaitu tahapan pembentukan isolat jamur yang akan diinfeksikan. Metodenya, meliputi isolasi jamur pembentuk yang diambil dari jenis pohon penghasil gaharu.
     Setelah jamur berhasil diidentifikasi kesesuaiannya, kemudian diperbanyak ke dalam media cair atau padat. Isolat jamur hasil perbanyakan pun siap disuntikkan ke pohon berpotensi gaharu.

Manfaat dan Kegunaan Kayu Gaharu

     Sampai saat ini, pemanfaatan gaharu masih dalam bentuk bahan baku (kayu bulatan, cacahan, bubuk,atau fosil kayu yang sudah terkubur. Setiap bentuk produk gaharu tersebut mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda.
     Gaharu mempunyai kandungan resin atau damar wangi yang mengeluarkan aroma dengan keharuman yang khas.Dari aromanya itu yang sangat popular bahkan sangat disukai oleh masyarakat negara-negara di Timur Tengah, Saudi Arabia, Uni Emirat, Yaman, Oman, daratan Cina, Korea, dan Jepang sehingga dibutuhkan sebagai bahan baku industri parfum, obat-obatan, kosmetika, dupa, dan pengawet berbagai jenis asesoris serta untuk keperluan kegiatan keagamaan, gaharu sudah lama diakrabi bagi pemeluk agama Budha, dan Hindu.
     Dengan seiringnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi industri, gaharu bukan hanya berguna sebagai bahan untuk industri wangi-wangian saja, tetapi juga secara klinis dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Gaharu bisa dipakai sebagai obat: anti asmatik, anti mikroba, stimulant kerja syaraf dan pencernaan ,obat sakit perut, perangsang nafsu birahi, penghilang rasa sakit, kanker, diare, tersedak, tumor paru-paru, obat tumor usus, penghilang stress, gangguan ginjal, asma, hepatitis, sirosis, dan untuk kosmetik (perawatan wajah dan menghaluskan kulit).

Kayu Gaharu dan Kegunaannya

     Kandungan kimia yang terdapat dalam gaharu merupakan komponen-komponen yang terdiri dari sesquiterpenes, sesquiter-pene alcohol, kompoun oxygenated dan chromone. Selain itu, juga terdiri dari komponen-komponen agarospiral, jinkohol-eramol, jinkool yang menghasilkan aroma gaharu.
Penggunaan kayu dalam industri perkayuaan di mana kayunya digunakan dalam industri pembuatan kotak pembungkus, papan lapis, cenderamata, perabot, sarung senjata, chopstick dan lain-lain.
Gaharu digunakan dalam upacara keagamaan Cina, Ayurvedic dan upacara kaum di Tibet. Gaharu digunakan sebagai pengharum rumah di Timur Tengah, di Papua New Guinea digunakan sebagai obat-obatan tradisional oleh masyarakatnya. Di masa sekarang gaharu juga digunakan sebagai bahan minyak wangi dan kosmetik.

Gaharu Sembuhkan Banyak Penyakit

      Gaharu dikenal berasal dari marga tumbuhan bernama Aquilaria. Di Indonesia tumbuh berbagai macam spesiesnya, seperti A. malaccensis, A. microcarpa, A. hirta, A. beccariana, dan A. Filaria.
Karena banyaknya jenis tumbuhan ini ada di Indonesia, maka bukan barang aneh, bila kemudian tumbuhan ini juga banyak dimanfaatkan masyarakat. Salah satu manfaatnya merupakan fungsi flora ini sebagai obat.
     Meningkatnya penggunaan obat-obatan dari bahan organik seperti tumbuhan (herbal), membuat gaharu semakin diminati sebagai bahan baku obat-obatan untuk berbagai macam penyakit.
Dari hasil penelitian yang ada, gaharu dikenal mampu mengobati penyakit seperti stres, asma, liver, ginjal, radang lambung, radang usus, rhematik, tumor dan kanker.
Kini pengunaan gaharu sebagai obat terus meningkat. Tapi sayangnya hingga kini, Indonesia baru mampu memasok 15 persen total kebutuhan gaharu dunia.
Bahkan kini fungsi gaharu juga merambah untuk bahan berbagai produk kecantikan dan perawatan tubuh. Sebagai kosmetik gaharu bisa dijual seharga Rp 2-5 juta per kilogram, bahkan untuk jenis super dan dobel super harganya mencapai Rp18 juta per kilogram.
       Di Indonesia tanaman ini dikelompokan sebagai produk komoditi hasil hutan bukan kayu. Atas dasar itu, pengembangan gaharu sangat mendukung program pelestarian hutan yang digalakkan pemerintah, investasi dibidang gaharu sendiri sebenarnya sangat menguntungkan, Gaharu bisa dipanen pada usia 5-8 tahun.
Untuk satu hektare gaharu hingga bisa dipanen, memerlukan biaya sebesar Rp 125 juta namun hasil panen yang didapat mencapai puluhan kali lipat. Budidaya gaharu sangat cocok dikembangkan dalam meningkatkan hasil hutan non kayu, sementara pasarnya sangat luas dan tidak terbatas.

TEKNIK INOKULASI GAHARU SISTEM SPIRAL SEDERHANA :

1. Inokulasi
     Inducer Bio Kimia/ Fusarium sp yang di inokulasi ke jaringan pohon itu sebenarnya kuman penyebab penyakit. Oleh karena itu pohon gaharu itu melawan dengan memproduksi resin bernama fitoaleksin supaya kuman tak menyebar ke jaringan pohon lain. Seiring waktu, resin itu mengeras di sudut sudut pembuluh xylem dan floem – organ pohon yang mendistribusikan makanan berwarna kecokelatan, serta harum bila dibakar.
     Mengingat jenis isolate penyakit pembentuk gaharu berbeda beda sesuai kondisi iklim dan lingkungan, maka penyedia inokulan perlu melakukan isolasi jenis penyakit yang berprospek memproduksi gaharu. Isolasi ini dilakukan terhadap tanaman gaharu alam yang berada di dalam kawasan hutan sekitar daerah pengembangan. Untuk tujuan tersebut, perlu diawali dengan pengamatan lapangan untuk mempelajari aspek gaharu yang tumbuh alami serta mengisolasi dan mengidentifikasi jenis penyakit dari pohon yang terserang.
     Agar berhasil mengembangkan inokulan pembentuk gaharu, diperlukan teknik tertentu. Untuk hal ini, sangat diperlukan peran dari pemerintah daerah instansi atau lembaga terkait, perguruan tinggi, dan investor atau pengusaha swasta didaerah setempat sebagai pelaku produksi inokulan.
     Tahapan-tahapan dalam penginokulasian gaharu, bahan dan alat yang dibutuhkan adalah:
 1. Bor kayu dengan ukuran minimal 10 mm, sesuai dengan diameter batang semakiN besar   diameternya maka ukuran bor semakin besar, ukuran bor yang biasa digunakan berukuran 13 mm.

2. Genset kapasitas 450 watt atau 900 watt dan alat bor listrik.

3. Spidol permanent sebagai penanda titik bor.

4. Alat ukur meteran untuk mengukur keliling batang dan jarak titik bor satu dengan lainnya.

5. Pinset dan suntikan sesuai ukuran bor.

6. Alkohol 70 % untuk sterilkan alat dan lubang hasil bor kayu.

7. Masker, gunting serta kapas.

8. Lilin lunak, plester atau lakban, untuk menutup lubang bor.

9. Sarung tangan karet dan Inokulan Gaharu.

Proses pengerjaannya dengan mengikuti prosedur dibawah ini:

10. Ukur titik pengeboran awal 1 meter dari permukaan tanah. Beri tanda dengan spidol. Kemudian buat lagi titik pengeboran diatasnya dengan mengeser kearah horizontal sejauh 15 cm dan vertical 15 cm. dengan cara yang sama buatlah titik berikutnya hingga setelah dihubungkan membentuk garis spiral.

11. Ukur lingkaran batang untuk mendapatkan diameter batang. Misalkan lingkaran batang 60 cm, hitung diameternya dengan rumus : Keliling Lingkaran = diameter x 3,14. contoh 60 cm = diameter x 3,14 berarti diameter batang = 60 cm : 3,14 = 19,11 cm.

12. Buat lubang sedalam 1/3 diameter batang pada titik pengeboran yang sudah ditanda dengan spidol. Contoh : Kedalaman lubang bor = diameter batang x 1/3 = 19,11 x 1/3 = 6,4 cm.

13. Bersihkan lubang bor dengan kapas yang sudah dibilas dengan alcohol.
14. Masukkan inokulan dengan pinset kedalam suntikan yang ujungnya sudah dipotong, kemudian masukkan inokulan kedalam lubang sampai penuh.

15. Tutup lubang yang telah terisi penuh inokulan dengan lilin agar tak ada kontaminan dari mikroba yang lain. Untuk mencegah air merembes permukaan lilin ditutup kembali dengan plester atau lakban.

16.  Cek keberhasilan penyuntikan setelah 3 bulan, caranya buka plester dan lilin kemudian kupas sedikit kulit batang, jika batang tampak berwarna coklat kehitam hitaman berarti penyuntikan berhasil. Tutup kembali lubang dengan lilin dan plester.

17. 7 (tujuh) bulan setelah penyuntikan ambil sample dengan mengebor lubang baru 5 cm diatas lubang sebelumnya, jika serbuk hasil bor sudah hitam atau wangi atau sesuai dengan ciri-ciri yang diinginkan maka pohon sudah dapat dipanen jika belum sesuai tutup kembali lubang dengan lilin. Tanda hasil mulai maksimal jika daun gaharu sudah mengering 50 % hal ini biasanya terjadi pada 1,5 tahun sampai 2 tahun setelah penyuntikan tergantung dari besarnya diameter batang, semakin besar diameter batang maka proses mengeringnya daun semakin lama.

     Pada pelaksanaan penginokulasian terhadap pohon gaharu ini, harus diperhatikan umur dan diameter batangnya. Batas minimal suatu pohon dapat di inokulasi ditandai dengan pohon yang mulai berbunga. Biasanya umur tanaman tersebut sekitar 4 – 5 tahun atau diameter batang sudah mencapai 8 – 10 cm.

Berikut diulas teknik inokulasi menggunakan inokulan padat dan cair.
a. Inokulasi Dengan Inokulan Padat
     Teknik inokulasi pohon gaharu menggunakan inokulan padat sebagai berikut:
Buat lubang pada batang kayu gaharu dengan menggunakan bor.
Diameter lubang bor sekitar 0,8 – 13 mm. Kedalaman optimal pemboran ini perlu disesuaikan dengan ukuran diameter batang, biasanya sekitar 5 cm. Setiap batang dibuatkan banyak lubang dengan jarak antar lubang bor sekitar 20 cm.
Bersihkan tangan pelaku inokulasi dengan air hingga bersih dan dibilas dengan alcohol sebelum pelaksanaan inokulasi.
Masukkan inokulasi padat ke setiap lubang. Jumlah inokulan disesuaikan dengan kedalaman lubang. Sebagai patokan, pemasukan ini dilakukan hingga lubang terisi penuh dengan inokulan. Agar pemasukan menjadi mudah, gunakan potongan kayu atau bamboo yang ukurannya sesuai dengan ukuran diameter lubang.
Tutup setiap lubang yang sudah diberi inokulan untuk mnghindari masuknya air ke dalam lubang. Penutupan lubang ini dilakukan dengan pasak kayu gaharu. Penutupan pun dapat dilakukan dengan “lilin malam”

b. Inokulasi Dengan Inokulan Cair
      Teknik inokulasi menggunakan inokulan cair sebagai berikut:
Lakukan pengeboran pada pangkal batang pohon dengan posisi miring kebawah. Kedalaman pemboran disesuaikan dengan diameter batang pohon, biasanya 1/3 diameter batang. Sementara mata bor yang digunakan berukuran sama dengan selang infus sekitar 0,5 cm. Selang infuse tersebut biasanya sudah disediakan produsen inokulan pada saat pembelian inokulan. Namun, bila belum tersedia, selang infuse dapat disediakan sendiri oleh petani.
Masukkan selang infus yang ada pada botol inokulan cair kedalam lubang.
Atur besarnya aliran inokulan cair tersebut. Hentikan aliran infuse bila cairan inokulan sudah keluar dari lubang.
Tutup bagian tepi disekitar selang infuse dengan menggunakan “lilin malam”.
Ulangi pengaturan aliran masuknya cairan infuse kedalam lubang setiap 1–2 hari, tergantung keadaan cairan dalam lubang. Pengaturan aliran dilakukan bila lubang sudah tidak terdapat lagi cairan inokulasi.
Laksanakan penginokulasian ini hingga inokulan cair didalam botol infuse tersebut habis. Penginokulasian diulang kembali dengan botol inokulasi baru, bila belum ada tanda tanda kematian fisik dan fisiologis.

2. Pemeliharaan dan Pemupukan

     Pemupukan perlu dilakukan terutama di lahan yang kesuburannya rendah. Pemberian pupuk dapat dilakukan dua kali dalam setahun, dengan ukuran 5  kg pupuk per-pohon. Pembersihan areal penanaman juga perlu dilakukan guna menghindari tumbuhnya gulma (tumbuhan pengganggu) khususnya pada musim hujan atau 4 kali dalam setahun.

3. Panen dan Pasca Panen

     Produksi gubal gaharu akan terbentuk setelah perlakuan berjalan 3 bulan. Hal ini dimulai dengan berubahnya warna kayu sekitar penyuntikan menjadi cokelat dan bertekstur keras serta berbau wangi. Pemanenan dapat dilakukan mulai dari 1 tahun setelah penginokulasian dengan cara menebang pohon. Kualitas gubal gaharu yang dihasilkan  berbanding lurus dengan tingkat kesuburan pohon dan lamanya penginokulasian. Semakin lama penginokulasian maka semakin tinggi kualitas gubal gaharu yang dihasilkan. 
     Potongan-potongan gubal gaharu dibersihkan dari bagian kayu yang tidak terbentuk menjadi gubal. Pembersihan kayu putih dari gubal memerlukan tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus, sehingga tidak menurunkan kelas gubal akibat kurang terampilnya tenaga kerja.  Kemudian dilakukan penyortiran berdasarkan kelasnya (Super, AB, BC, C1 dan C2). Untuk mengurangi kadar air, potongan gubal gaharu dikeringkan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari. Untuk gaharu kelas kemedangan selain dapat dipasarkan langsung dapat pula di distilasi untuk diambil minyaknya.

BEBERAPA JENIS TUMBUHAN PENGHASIL GAHARU
DAN DAERAH PENYEBARANNYA DI INDONESIA
 
Sumatera
Aquilaria malaccensis
Aquilaria beccariana
Aquilaria hirta
Aquilaria microcarpa
Aquilaria moszkowskii
Aquilaria agallocha
Gonyitylus bancanus
Gonystylus macrophyllus
Dalbergia parviflora *
Enkleia malaccensis
Linostoma` scandens
Wikstroemia tenuiramis

Jawa
Aquilaria agallocha
Excoecaria agallocha *
Wikstroemia androsaemifolia
Wikstroemia candolleana

Kalimantan
Aquilaria malaccensis
Aquilaria beccariana
Aquilaria microcarpa
Aquilaria agallocha
Aextoxylon sympetalum
Arastemon urophyllus
Dalbergia parviflora *
Gonystylus macrophyllus
Enkleia malaccensis
Excoecaria agallocha *
Wikstroemia androsaemifolia
Wikstroemia tenuiramis
Wikstroemia polyantha

Sulawesi
Aquilaria cumingiana
Gyrinops decipiens
Gyrinops versteegii
Dalbergia parviflora *
Wikstroemia androsaemifolia

Nusa tenggara
Aquilaria microcarpa
Aquilaria filaria
Gyrinops versteegii
Gyrinops cumingiana
Enkleia malaccensis
Excoecaria agallocha *
Timonius sericeus
Wikstroemia androsaemifolia

Maluku
Aquilaria filaria
Aquilaria secundana
Gyrinops versteegii
Dalbergia parviflora *
Wikstroemia androsaemifolia

Papua
Aquilaria filaria
Aquilaria tomentosa
Gyrinops audate
Gyrinops ledemanii
Gyrinops podocarpus
Gyrinops salicifolia
Gyrinops versteegii
Aextoxylon sympetalum
Wikstroemia androsaemifolia
Wikstroemia polyantha


#  GAHARU  #

     Masyarakat awam seringkali mengaburkan istilah gaharu dengan pohon gaharu. MenurutSNI 01-5009.1-1999 gaharu didefinisikan sebagai sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati sebagai akibat dari suatu proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada suatu jenis pohon, yang pada umumnya terjadi pada pohon Aquilaria sp. (Nama daerah: Karas, Alim, Garu dan lain-lain).

Cara Budidaya Gaharu
      Pemilihan Species Aquilaria malaccensis, A. microcarpa serta A. crassna adalah species penghasil gubal gaharu dengan aroma yang sangat disenangi masyarakat Timur Tengah, sehingga memiliki harga paling tinggi.
Gaharu dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 750 m dpl.

Pengenalan dan Cara Menanam Gaharu (Aquilaria.sp)
      Penanaman benih gaharu sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan di pagi hari sampai jam 11.00, dan dapat dilanjutkan pada jam 4 petang harinya.
Bersihkan Lahan untuk keperluan pembuatan Lobang, untuk memudahkan penanganan sebaiknya dilakukan pengajiran/patok dengan dimensi sesuai keinginan (pengalaman 5 x 5 meter).
Galilah tanah lobang Ukuran 50 x 50 x 50 Cm. Pisahkan antara tanah galian atas dan tanah galian bawah biarkan selama ± 15 hari.
Siapkan pupuk kandang atau kompos yang akan menggantikan tanah bawah (dimasukkan terlebih dahulu).
Kemudian ambil bibit Gaharu yang siap tanam sobek dan buang pembungkus/polybag dan tutup tanah galian seperti biasa. (bibit sebaiknya sudah ditempatkan di lokasi kebun 2 minggu sebelum ditanam dan menanam pada sore hari dimusim hujan).
     Buatlah atap pelindung dari daun ilalang jika kebun monokultur/terbuka hingga tanaman berumur 18 bulan, setelah itu lahan dapat mulai dibuka.
Kebutuhan pupuk relatif kecil yakni NPK 10 – 50 gr / 6 bulan. Jika tanaman sudah terjangkit mikoreza maka tidak banyak memerlukan pupuk.

Pemeliharaan
       Pemupukan dapat dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat juga setiap 6 bulan dengan kompos sebanyak 3 kg melalui pendangiran dibawah canopy. Penggunaan pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3 bulan dengan dosis rendah (5 gr/tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun, kemudian dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman.
      Hama tanaman gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di permukaan daun bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan dengan pemangkasan pohon pelindung dan pruning agar kena cahaya matahari diikuti penyemprotan pestisida seperti Tiodane, Decis, Reagent., dll Pembersihan gulma dapat dilakukan sekali 3 bulan atau pada saat dipandang perlu.

Tips Pemeliharaan Yang Baik
Lobang Paling bawah waktu menanam diisi pupuk kandang/kompos.
Awal musim hujan dan awal kemarau perlu diberi Pupuk NPK tablet 10-50 gr pohon.
Akhir musim hujan/awal musim kemarau tanaman perlu di-dangir/ dibersihkan rumput sekitarnya untuk mencegah kebakaran.
Jarak Tanam yang ideal untuk gaharu minimal 2 x 3 meter atau menyesuaikan dengan tanaman perpaduan lainnya seperti karet, pisang, pepaya dan lain-lain.


UNSUR HARA PENDUKUNG SUBURNYA TANAMAN GAHARU

1. NITROGEN ( N )
Memacu pertumbuhan tanaman secara umum, terutama pada fase vegetatif, Berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Pertumbuhan tanaman lambat. Mula-mula daun menguning dan mengering, lalu rontok. Daun yg menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas.
2. FOSFOR ( P )
Membantu pembentukan protein dan mineral yang sangat penting bagi tanaman. Bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman. Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar. Mempercepat pembungaan dan pembuahan tanaman. Serta mempercepat kematangan biji dan buah.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun bawah berubah warna menjadi tua atau tampak mengkilap merah keunguan. Kemudian menjadi kuning keabuan dan rontok. Tepi daun, cabang, dan batang berwarna merah keunguan. Batang kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Jika sudah terlanjur berbuah ukurannya kecil, jelek, dan lekas matang.
3. POTASIUM ( K )
Membantu pembentukan protein, karbohidrat dan gula. Membantu pengangkutan gula dari daun ke buah. Memperkuat jaringan tanaman, serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun mengkerut atau keriting, timbul bercak-bercak merah kecoklatan lalu kering dan mati. Perkembangan akar lambat. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, jelek, dan tidak tahan lama.
4. KALSIUM ( Ca )
Mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang. Membantu keberhasilan penyerbukan. Membantu pemecahan sel. membanti aktivitas beberapa enzim pertumbuhan. Serta menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Tepi daun muda mengalami korosis, lalu menjalar ke tulang daun. Kuncup tanaman muda tidak berkembang dan mati. Terdapat bintik hitam pada serat daun. Akar pendek. Buah pecah dan bermutu rendah.
5. MAGNESIUM ( Mg )
Membantu pembentukan klorofil, asama amino, vitamin, lemak dan gula. Berperan dalam transportasi fosfat dalam tanaman.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun tua mengalami krorosis, menguning dan bercak kecoklatan, hingga akhirnya rontok. Pada tanaman yg menghasilkan biji akan menghasilkan biji yg lemah.
6. BELERANG ( S )
Membantu pembentukan asam amino, protein dan vitamin. Membantu pembentukan bintil akar dan pertumbuhan tunas baru.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun muda berwarna hijau muda, mengilap, tapi agak pucat keputihan, lalu berubah jadi kuning dan hijau. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus.
7. BORON ( Bo )
Membawa kabohidrat keseluruh jaringan tanaman. Mempercepat penyerapan unsur kalium. Merangsang tanaman berbunga dan membantu proses penyerbukan.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Tunas pucuk mati dan berwarna hitam, lalu muncul tunas samping tapi tidak lama kemudian akan mati. Daun mengalami korosis dimulai dari bagian bawah daun lalu mengering. Daun yg baru muncul kerdil dan akhirnya mati. Daun tuanya berbentuk kecil, tebal dan rapuh. Pertumbuhan batang lambat dengan ruas-ruas cabang yg pendek.
8. TEMBAGA ( Cu )
Membantu pembentukan klorofil dan sebagai komponen dalam pembentukan enzim tanaman.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun muda berwarna kuning layu dan tidak berkembang. pertumbuhan dan kesuburan tanaman terhambat secara keseluruhan.
9. KLOR ( CI )
Berperan dalam pembentukan hormon tanaman. Meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Tanaman gampang layu, daun pucat ,keriput, dan sebagian mengering. Produktivitas tanaman rendah dan pemasakan buah lambat.
10. BESI ( Fe )
Berperan pada proses-proses fisiologis tanaman, seperti proses pernapasan, pembentukan klorofil dan fotosintesis.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun muda berawarna putih pucat lalu kekuningan, dan akhirnya rontok. Tanaman perlahan-lahan mati dimulai dari puncak.
11. MANGAN ( Mn )
Membantu proses fotosintesis, dan berperan dalam pembentukan enzim-enzim tanaman.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Pertumbuhan tanaman kerdil, daun berwarna kekuningan atau merah dan sering rontok. Pembentukan biji tidak sempurna.
12. MOLIBDENUM ( Mo )
Fungsi sama seperti Cu, berperan sebaga pengikat nitrogen bebas udara untuk pembentukan protein, dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman leguminose.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun berubah warna, keriput dan melengkung seperti mangkuk. Muncul bintik-bintik kuning disetiap lembaran daun, dan akhirnya mati. Pertumbuhan tanaman terhenti.
13. SENG ( Zn )
Membantu pembentukan auksin, klorofil, dan karbohidrat.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun berwarna kuning pucat atau kemerahan, muncul bercak-bercak putih di permukaan daun hingga akhirnya mengering, berlubang dan mati. Perkembangan akar tidak sempurna, sehingga pendek dan tidak subur.
Sumber : wikipedia.com 

KAYU  GAHARU (Kayu Garu)

      Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut , dan pada umumnya terjadi pada pohon Aguilariasp. (Nama daerah :Karas, Alim,Garu dan lain-lain). 
 
Fungsi atau Kegunaan Kayu Gaharu
      Dengan kandungan damar wangi / resin yang ada didalam Gaharu , maka fungsi dari kayu gaharu tersebut biasa digunakan sebagai bahan baku industri parfum,
obat-obatan, kosmetika, dupa, dan pengawet berbagai jenis asesoris serta untuk keperluan kegiatan relijius lainnya.

      Perkembangan teknologi kedokteran telah membuktikan secara klinis bahwa gaharu dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti anti asmatik, anti mikroba, stimulant kerja syaraf dan pencernaan. Di Cina kuno, Gaharu digunakan sebagai obat sakit perut, perangsang nafsu birahi, penghilang rasa sakit, kanker, diare, tersedak, ginjal, paru-paru, dll. Di Eropa, gaharu diperuntukkan sebagai obat kanker. Di India, gaharu juga dipakai sebagai obat tumor usus. Disamping itu di beberapa negara seperti Singapura, Cina, Korea, Jepang, USA sudah menembangkan gaharu ini sebagai obat-obatan seperti penghilang stres, gangguan ginjal, sakit perus, asma, hepatitis, sirosis, pembengkakan liver dan limfa.

Harga Jual Kayu Gaharu
      Nilai Ekonomi Kayu Gaharu banyak diperdagangkan dengan harga jual yang sangat tinggi . terutama untuk gaharu dari tanaman famili Themeleaceae dengan jenis Aquilaria spp. yang dalam dunia perdangangan disebut sebagai gaharu beringin. Untuk jenis gaharu dengan nilai jual yang relatif rendah, biasanya disebut sebagai gaharu buaya. Selain ditentukan dari jenis tanaman penghasilnya, kualitas gaharu juga ditentukan oleh banyaknya kandungan resin dalam jaringan kayunya. Semakin tinggi kandungan resin didalamnya maka harga gaharu tersebut akan semakin mahal dan begitu pula sebaliknya.

4 Golongan Penjualan Kayu Gaharu , yaitu:
 
Abu gaharu 
adalah serbuk kayu gaharu yang dihasilkan dari proses penghancuran kayu gaharu sisa pembersihan atau pengerokan.

Damar gaharu 
adalah sejenis getah padat dan lunak, yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu,dengan aroma yang kuat, dan ditandai oleh warnanya yang hitam kecoklatan.

Gubal gaharu 
adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat,ditandai oleh warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.

Kemedangan 
adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang lemah, ditandai oleh warnanya yang putih keabu-abuan sampai kecoklat-coklatan, berserat kasar,dan kayunya yang lunak.

Thank’s To # http://fadlygaharu.blogspot.com # http://tekyang.blogspot.com  #http://gaharuindonesiaku.blogspot.com  #http://www.adith68.com And Mbah Google.

4 komentar:

  1. Saya punya kayu gaharu dan galih/ gubalnya, jenis aquilaria malacensis..insyalloh tidak kecewa, smntara masih glondongan untk lbih myakinkan pembeli, saya berminat segra menjualnya,smntara ada 2 kuintal, gubalnya masih didalam glondongan kayu, dan insyalloh kalo ini segra terjual saya mash mmpunyai stok yang super, saya BERNIAT MENJUALNYA SEGERA, BAGI YANG BERMINAT SEGRA HUBUNGI SAYA,
    Hubungi saya.. rudi surabaya, 082393992448

    BalasHapus
  2. saya ada gaharu minat hub. 085641044479

    BalasHapus
  3. gaharu buakannya tidak boleh menggunakan pestisida atau pupuk kimia , yang bisa menyebabkan penuruanan kualitas gaharu

    BalasHapus
  4. Bagus tulisannya. Saya menyediakan inokulan dan jasa penyuntikan. WA 082310892190

    BalasHapus

Go... Blog ^^. Diberdayakan oleh Blogger.