G
A H A R U
Pohon gaharu cocok ditanam di antara daerah dataran rendah hingga ke perbukitan pada ketinggian 0 – 750 meter dari permukaan air laut dengan curah hujan kurang dari 2000 cm. Suhu yang sesuai adalah antara 27°C hingga 32°C dengan kadar cahaya matahari sebanyak 70%. Jenis tanah yang sesuai adalah jenis lembut dan liat berpasir dengan pH tanah antara 4.0 hingga 6.0.
Biji benih yang
berkualitas amat penting untuk pembibitan , biasanya pembenihan di lakukan oleh
nurseri untuk menjamin bibit benih tanaman dalam volume yang besar dan
berkelanjutan . Buah karas dari jenis Aquilaria Malaccencis adalah berbentuk
kapsul, 3.5 cm hingga 5 cm panjang, ovoid dan berwarna coklat. Kulitnya agak
keras. Mengandung 3 hingga 4 biji benih bagi setiap buah.
Penanaman
bisa dilakukan di tanah-tanah perkebunan ataupun di tanah yang sempit seperti
halaman rumah atau masjid. Bisa juga ditanam di kebun kelapa sawit, ladang kopi
dan kebun di bawah pohon-pohon yang lain yang berumur antara 5 – 8 tahun.
Teknik tanaman secara sistem tumpangsari atau intergrasi dengan 2 atau lebih
tanaman juga boleh dilakukan.
Anak pokok
dikeluarkan dari politena bag dan dimasukkan ke dalam lubang yang digali dengan
besar diameter dan kedalaman 0.5 meter. Tanah dipermukaan dipadatkan dengan
tangan untuk memastikan akar bersentuhan rapat dengan tanah dan hindarkan
pengaliran air di permukaan (surface water). Kadar pemupukan tidak boleh
melebihi 100 gm bagi tiap-tiap lubang yaitu dengan kadar pupuk NPK 15:15:15
sebanyak 40 – 50 gm dan TSP sebanyak 40 – 50 gm semasa proses penanaman.
Pohon
gaharu yang ditanam perlu dibersihkan dari gangguan pokok lain sekitar 50 cm
untuk menghindarkan persaingan hidup. Pekerjaan ini dilakukan dalam 2 – 3 kali
setahun sehingga pohon berusia 5 tahun. Pengemburan 2 kali setahun adalah amat
baik untuk memberi oksigen ke dalam tanah untuk melancarkan penyerapan makanan
oleh pohon.
Pemeliharaan
Pemupukan dapat
dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat juga setiap 6 bulan dengan kompos.
Penggunaan pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3
bulan dengan dosis rendah (5 gr/tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun,
kemudian dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman. Hama tanaman
gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di permukaan daun
bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan dengan pemangkasan
pohon pelindung agar gaharu terkena cahaya matahari diikuti penyemprotan
pestisida seperti Tiodane, Decis, Reagent., dll Pembersihan rumput dapat
dilakukan sekali 3 bulan atau pada saat dipandang perlu.Pemangkasan
pohon dilakukan pada umur 3 sampai 5 tahun, dengan memotong cabang bagian bawah
dan menyisakan 4 sampai 10 cabang atas. Pucuk tanaman dipangkas dan dipelihara
cukup sekitar 5 m, sehingga memudahkan pekerjaan inokulasi gaharu.
BUDIDAYA
Gaharu
itu sendiri sebagai hasil persenyawaan enzim jamur tertentu yang menginfeksi
kayu jenis tertentu pula. Persenyawaan itu menghasilkan damar wangi yang
kemudian dikenal sebagai gaharu.
Kayu
yang mengandung damar wangi atau gaharu kategori paling bagus atau kelas super
mencapai harga Rp 50 juta per kilogram. Melalui metode penyulingan, gaharu
umumnya dimanfaatkan sebagai pewangi.
Kelompok
Gaharu Luwu mengatakan, gaharu mulai diendus pula untuk obat herbal berbagai
jenis penyakit berat, seperti tumor, kanker, lever, tuberkulosis, dan ginjal.
Soal
pepatah, ”Sudah gaharu, cendana pula!”, itu hanyalah pepatah untuk
menguatkan suatu hal. Gaharu beraroma wangi. Tentu akan wangi berlipat-lipat
jika gaharu terdapat di kayu cendana yang memang sudah wangi. ”Pada
kenyataanya, gaharu tidak pernah berada di kayu cendana,”
Teknik
Budidaya Gaharu
Beberapa
jenis tumbuhan berpotensi untuk memproduksi gaharu sudah dieksplorasi. Jenis
tumbuhan itu meliputi Aquilaria spp, Aetoxylon sympetallum, Gyrinops,
dan Gonsystylus.
Berbagai
jenis tumbuhan itu tersebar di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara,
dan Papua. Tetapi, keberadaannya sekarang mulai langka.
Masyarakat
juga sulit mengenali jenis tumbuhan tersebut. Salah satu jenis Aquilaria di
Kalimantan dikenal dengan nama lokal karas. Keberadaannya mulai jarang dijumpai
pula.
Teknik
budi daya gaharu dengan cara penginfeksian jamur pembentuk gaharu ke dalam
batang pohon potensial. Isolat jamur penginfeksi atau pembentuk gaharu sudah
dieksplorasi Balitbang Kehutanan dengan hasil diperoleh dari genus Fusarium dan Cylindrocarpon.
Saat
ini diperoleh dari genus Fusarium sebanyak 23 isolat jamur.
Empat isolat jamur Fusarium paling cepat menginfeksi kayu
berpotensi menjadi gaharu.
”Dalam
satu bulan kayu yang diinfeksi dengan keempat isolat jamur tersebut sudah mampu
menunjukkan tanda-tanda keberhasilannya,” kata Sulistyo.
Kemudian
gaharu buatan itu bisa dipetik pada usia satu hingga tiga tahun. Pohon
potensial yang dipilih untuk membentuk gaharu, yang sudah berdiameter lebih
dari 15 sentimeter dan usianya di atas 5-6 tahun.
Untuk
menyuntikkan isolat jamur penginfeksi, sebelumnya pohon potensial dilukai. Pada
bagian pelukaan tersebut, isolat jamur disuntikkan. ”Dalam satu pohon
disuntikkan isolat jamur pada 200 sampai 300 titik pelukaan batang,” kata
Sulistyo. Dalam pelukaan kemudian terjadi infeksi jamur yang membentuk warna
kehitam-hitaman.
Selama
tiga tahun, semburat warna kehitaman itu akan menyebar ke atas dalam jarak
hanya 3-4 sentimeter saja. Semburat warna kehitam-hitaman pada serat kayu
itulah yang disebut gaharu.
Selama
ini gaharu alam yang paling bagus disebut gaharu super yang berwarna hitam
pekat, padat, keras, mengilap, dan beraroma kuat khas gaharu.
Gaharu
super tidak menampakkan serat kayunya. Bentuknya seperti bongkahan yang di
dalamnya tidak berlubang.
”Klasifikasi
mutu gaharu ditetapkan ada enam mutu. Berturut-turut dari yang paling bagus,
yaitu Super (Super King, Super, Super AB), Tanggung, Kacangan (Kacangan A, B,
dan C), Teri (Teri A, B, C, Teri Kulit A, B), Kemedangan (A, B, C) dan Suloan.”
kata Sulistyo.
Kelas
cincangan merupakan potongan kecil-kecil dari kayu yang terinfeksi menjadi
gaharu. Meskipun tidak berwarna kehitaman atau tidak mengandung getah gaharu,
kelas cincangan masih menunjukkan aroma khasnya. Biasanya, gaharu ini digunakan
untuk pembuatan dupa atau hio.
Dalam
proses produksi gaharu buatan, yang sangat penting dikuasai adalah proses
pembenihan, persemaian, penanaman, dan pemeliharaan pohon-pohon berpotensi
gaharu.
Tidak
kalah pentingnya, yaitu tahapan pembentukan isolat jamur yang akan
diinfeksikan. Metodenya, meliputi isolasi jamur pembentuk yang diambil dari
jenis pohon penghasil gaharu.
Setelah
jamur berhasil diidentifikasi kesesuaiannya, kemudian diperbanyak ke dalam
media cair atau padat. Isolat jamur hasil perbanyakan pun siap disuntikkan ke
pohon berpotensi gaharu.
Manfaat
dan Kegunaan Kayu Gaharu
Sampai
saat ini, pemanfaatan gaharu masih dalam bentuk bahan baku (kayu bulatan,
cacahan, bubuk,atau fosil kayu yang sudah terkubur. Setiap bentuk produk gaharu
tersebut mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda.
Gaharu
mempunyai kandungan resin atau damar wangi yang mengeluarkan aroma dengan
keharuman yang khas.Dari
aromanya itu yang sangat popular bahkan sangat disukai oleh masyarakat negara-negara
di Timur Tengah, Saudi Arabia, Uni Emirat, Yaman, Oman, daratan Cina, Korea,
dan Jepang sehingga dibutuhkan sebagai bahan baku industri parfum, obat-obatan,
kosmetika, dupa, dan pengawet berbagai jenis asesoris serta untuk keperluan
kegiatan keagamaan, gaharu sudah lama diakrabi bagi pemeluk agama Budha, dan
Hindu.
Dengan
seiringnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi industri, gaharu bukan
hanya berguna sebagai bahan untuk industri wangi-wangian saja, tetapi juga
secara klinis dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Gaharu
bisa dipakai sebagai obat: anti asmatik, anti mikroba, stimulant kerja syaraf
dan pencernaan ,obat sakit perut, perangsang nafsu birahi, penghilang rasa
sakit, kanker, diare, tersedak, tumor paru-paru, obat tumor usus, penghilang
stress, gangguan ginjal, asma, hepatitis, sirosis, dan untuk kosmetik
(perawatan wajah dan menghaluskan kulit).
Kayu
Gaharu dan Kegunaannya
Kandungan
kimia yang terdapat dalam gaharu merupakan komponen-komponen yang terdiri dari
sesquiterpenes, sesquiter-pene alcohol, kompoun oxygenated dan chromone. Selain
itu, juga terdiri dari komponen-komponen agarospiral, jinkohol-eramol, jinkool
yang menghasilkan aroma gaharu.
Penggunaan
kayu dalam industri perkayuaan di mana kayunya digunakan dalam industri pembuatan
kotak pembungkus, papan lapis, cenderamata, perabot, sarung senjata, chopstick
dan lain-lain.
Gaharu
digunakan dalam upacara keagamaan Cina, Ayurvedic dan upacara kaum di Tibet.
Gaharu digunakan sebagai pengharum rumah di Timur Tengah, di Papua New Guinea
digunakan sebagai obat-obatan tradisional oleh masyarakatnya. Di masa sekarang
gaharu juga digunakan sebagai bahan minyak wangi dan kosmetik.
Gaharu
Sembuhkan Banyak Penyakit
Gaharu
dikenal berasal dari marga tumbuhan bernama Aquilaria. Di Indonesia tumbuh
berbagai macam spesiesnya, seperti A. malaccensis, A. microcarpa, A. hirta, A.
beccariana, dan A. Filaria.
Karena
banyaknya jenis tumbuhan ini ada di Indonesia, maka bukan barang aneh, bila
kemudian tumbuhan ini juga banyak dimanfaatkan masyarakat. Salah satu
manfaatnya merupakan fungsi flora ini sebagai obat.
Meningkatnya
penggunaan obat-obatan dari bahan organik seperti tumbuhan (herbal), membuat
gaharu semakin diminati sebagai bahan baku obat-obatan untuk berbagai macam
penyakit.
Dari
hasil penelitian yang ada, gaharu dikenal mampu mengobati penyakit seperti
stres, asma, liver, ginjal, radang lambung, radang usus, rhematik, tumor dan
kanker.
Kini
pengunaan gaharu sebagai obat terus meningkat. Tapi sayangnya hingga kini,
Indonesia baru mampu memasok 15 persen total kebutuhan gaharu dunia.
Bahkan
kini fungsi gaharu juga merambah untuk bahan berbagai produk kecantikan dan
perawatan tubuh. Sebagai kosmetik gaharu bisa dijual seharga Rp 2-5 juta per
kilogram, bahkan untuk jenis super dan dobel super harganya mencapai Rp18 juta
per kilogram.
Di
Indonesia tanaman ini dikelompokan sebagai produk komoditi hasil hutan bukan
kayu. Atas dasar itu, pengembangan gaharu sangat mendukung program
pelestarian hutan yang digalakkan pemerintah, investasi dibidang gaharu sendiri
sebenarnya sangat menguntungkan, Gaharu bisa dipanen pada usia 5-8 tahun.
Untuk
satu hektare gaharu hingga bisa dipanen, memerlukan biaya sebesar Rp 125 juta
namun hasil panen yang didapat mencapai puluhan kali lipat. Budidaya gaharu
sangat cocok dikembangkan dalam meningkatkan hasil hutan non kayu, sementara
pasarnya sangat luas dan tidak terbatas.
TEKNIK INOKULASI GAHARU
SISTEM SPIRAL SEDERHANA :
1.
Inokulasi
Inducer
Bio Kimia/ Fusarium sp yang di inokulasi ke jaringan pohon itu sebenarnya kuman
penyebab penyakit. Oleh karena itu pohon gaharu itu melawan dengan memproduksi
resin bernama fitoaleksin supaya kuman tak menyebar ke jaringan pohon lain.
Seiring waktu, resin itu mengeras di sudut sudut pembuluh xylem dan floem –
organ pohon yang mendistribusikan makanan berwarna kecokelatan, serta harum
bila dibakar.
Mengingat
jenis isolate penyakit pembentuk gaharu berbeda beda sesuai kondisi iklim dan
lingkungan, maka penyedia inokulan perlu melakukan isolasi jenis penyakit yang
berprospek memproduksi gaharu. Isolasi ini dilakukan terhadap tanaman gaharu
alam yang berada di dalam kawasan hutan sekitar daerah pengembangan. Untuk
tujuan tersebut, perlu diawali dengan pengamatan lapangan untuk mempelajari
aspek gaharu yang tumbuh alami serta mengisolasi dan mengidentifikasi jenis
penyakit dari pohon yang terserang.
Agar
berhasil mengembangkan inokulan pembentuk gaharu, diperlukan teknik tertentu.
Untuk hal ini, sangat diperlukan peran dari pemerintah daerah instansi atau
lembaga terkait, perguruan tinggi, dan investor atau pengusaha swasta didaerah
setempat sebagai pelaku produksi inokulan.
Tahapan-tahapan
dalam penginokulasian gaharu, bahan dan alat yang dibutuhkan adalah:
1.
Bor kayu dengan ukuran minimal 10 mm, sesuai dengan diameter batang semakiN besar diameternya maka ukuran bor semakin besar, ukuran bor yang biasa
digunakan berukuran 13 mm.
2.
Genset kapasitas 450 watt atau 900 watt dan alat bor listrik.
3.
Spidol permanent sebagai penanda titik bor.
4.
Alat ukur meteran untuk mengukur keliling batang dan jarak titik bor satu
dengan lainnya.
5.
Pinset dan suntikan sesuai ukuran bor.
6.
Alkohol 70 % untuk sterilkan alat dan lubang hasil bor kayu.
7.
Masker, gunting serta kapas.
8.
Lilin lunak, plester atau lakban, untuk menutup lubang bor.
9.
Sarung tangan karet dan Inokulan Gaharu.
Proses
pengerjaannya dengan mengikuti prosedur dibawah ini:
10.
Ukur titik pengeboran awal 1 meter dari permukaan tanah. Beri tanda dengan
spidol. Kemudian buat lagi titik pengeboran diatasnya dengan mengeser kearah
horizontal sejauh 15 cm dan vertical 15 cm. dengan cara yang sama buatlah titik
berikutnya hingga setelah dihubungkan membentuk garis spiral.
11.
Ukur lingkaran batang untuk mendapatkan diameter batang. Misalkan lingkaran batang
60 cm, hitung diameternya dengan rumus : Keliling Lingkaran = diameter x 3,14.
contoh 60 cm = diameter x 3,14 berarti diameter batang = 60 cm : 3,14 = 19,11
cm.
12.
Buat lubang sedalam 1/3 diameter batang pada titik pengeboran yang sudah
ditanda dengan spidol. Contoh : Kedalaman lubang bor = diameter batang x 1/3 =
19,11 x 1/3 = 6,4 cm.
13.
Bersihkan lubang bor dengan kapas yang sudah dibilas dengan alcohol.
14.
Masukkan inokulan dengan pinset kedalam suntikan yang ujungnya sudah dipotong,
kemudian masukkan inokulan kedalam lubang sampai penuh.
15.
Tutup lubang yang telah terisi penuh inokulan dengan lilin agar tak ada
kontaminan dari mikroba yang lain. Untuk mencegah air merembes permukaan lilin
ditutup kembali dengan plester atau lakban.
16.
Cek keberhasilan penyuntikan setelah 3 bulan, caranya buka plester dan
lilin kemudian kupas sedikit kulit batang, jika batang tampak berwarna coklat
kehitam hitaman berarti penyuntikan berhasil. Tutup kembali lubang dengan lilin
dan plester.
17.
7 (tujuh) bulan setelah penyuntikan ambil sample dengan mengebor lubang baru 5
cm diatas lubang sebelumnya, jika serbuk hasil bor sudah hitam atau wangi atau
sesuai dengan ciri-ciri yang diinginkan maka pohon sudah dapat dipanen jika
belum sesuai tutup kembali lubang dengan lilin. Tanda hasil mulai maksimal jika
daun gaharu sudah mengering 50 % hal ini biasanya terjadi pada 1,5 tahun sampai
2 tahun setelah penyuntikan tergantung dari besarnya diameter batang, semakin
besar diameter batang maka proses mengeringnya daun semakin lama.
Pada
pelaksanaan penginokulasian terhadap pohon gaharu ini, harus diperhatikan umur
dan diameter batangnya. Batas minimal suatu pohon dapat di inokulasi
ditandai dengan pohon yang mulai berbunga. Biasanya umur tanaman tersebut
sekitar 4 – 5 tahun atau diameter batang sudah mencapai 8 – 10 cm.
Berikut
diulas teknik inokulasi menggunakan inokulan padat dan cair.
a.
Inokulasi Dengan Inokulan Padat
Teknik
inokulasi pohon gaharu menggunakan inokulan padat sebagai berikut:
Buat
lubang pada batang kayu gaharu dengan menggunakan bor.
Diameter lubang bor sekitar 0,8 – 13 mm. Kedalaman optimal pemboran ini perlu disesuaikan dengan ukuran diameter batang, biasanya sekitar 5 cm. Setiap batang dibuatkan banyak lubang dengan jarak antar lubang bor sekitar 20 cm.
Diameter lubang bor sekitar 0,8 – 13 mm. Kedalaman optimal pemboran ini perlu disesuaikan dengan ukuran diameter batang, biasanya sekitar 5 cm. Setiap batang dibuatkan banyak lubang dengan jarak antar lubang bor sekitar 20 cm.
Bersihkan
tangan pelaku inokulasi dengan air hingga bersih dan dibilas dengan alcohol
sebelum pelaksanaan inokulasi.
Masukkan
inokulasi padat ke setiap lubang. Jumlah inokulan disesuaikan dengan kedalaman
lubang. Sebagai patokan, pemasukan ini dilakukan hingga lubang terisi penuh
dengan inokulan. Agar pemasukan menjadi mudah, gunakan potongan kayu atau
bamboo yang ukurannya sesuai dengan ukuran diameter lubang.
Tutup
setiap lubang yang sudah diberi inokulan untuk mnghindari masuknya air ke dalam
lubang. Penutupan lubang ini dilakukan dengan pasak kayu gaharu. Penutupan pun
dapat dilakukan dengan “lilin malam”
b.
Inokulasi Dengan Inokulan Cair
Teknik
inokulasi menggunakan inokulan cair sebagai berikut:
Lakukan
pengeboran pada pangkal batang pohon dengan posisi miring kebawah. Kedalaman
pemboran disesuaikan dengan diameter batang pohon, biasanya 1/3 diameter
batang. Sementara mata bor yang digunakan berukuran sama dengan selang infus
sekitar 0,5 cm. Selang infuse tersebut biasanya sudah disediakan produsen
inokulan pada saat pembelian inokulan. Namun, bila belum tersedia, selang
infuse dapat disediakan sendiri oleh petani.
Masukkan
selang infus yang ada pada botol inokulan cair kedalam lubang.
Atur
besarnya aliran inokulan cair tersebut. Hentikan aliran infuse bila cairan
inokulan sudah keluar dari lubang.
Tutup
bagian tepi disekitar selang infuse dengan menggunakan “lilin malam”.
Ulangi
pengaturan aliran masuknya cairan infuse kedalam lubang setiap 1–2 hari,
tergantung keadaan cairan dalam lubang. Pengaturan aliran dilakukan bila lubang
sudah tidak terdapat lagi cairan inokulasi.
Laksanakan
penginokulasian ini hingga inokulan cair didalam botol infuse tersebut habis.
Penginokulasian diulang kembali dengan botol inokulasi baru, bila belum ada
tanda tanda kematian fisik dan fisiologis.
2. Pemeliharaan
dan Pemupukan
Pemupukan
perlu dilakukan terutama di lahan yang kesuburannya rendah. Pemberian pupuk
dapat dilakukan dua kali dalam setahun, dengan ukuran 5 kg pupuk
per-pohon. Pembersihan areal penanaman juga perlu dilakukan guna menghindari
tumbuhnya gulma (tumbuhan pengganggu) khususnya pada musim hujan atau 4 kali
dalam setahun.
3. Panen
dan Pasca Panen
Produksi
gubal gaharu akan terbentuk setelah perlakuan berjalan 3 bulan. Hal ini dimulai
dengan berubahnya warna kayu sekitar penyuntikan menjadi cokelat dan bertekstur
keras serta berbau wangi. Pemanenan dapat dilakukan mulai dari 1 tahun setelah
penginokulasian dengan cara menebang pohon. Kualitas gubal gaharu yang
dihasilkan berbanding lurus dengan tingkat kesuburan pohon dan lamanya
penginokulasian. Semakin lama penginokulasian maka semakin tinggi kualitas
gubal gaharu yang dihasilkan.
Potongan-potongan gubal gaharu dibersihkan dari
bagian kayu yang tidak terbentuk menjadi gubal. Pembersihan kayu putih dari
gubal memerlukan tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus, sehingga tidak
menurunkan kelas gubal akibat kurang terampilnya tenaga kerja. Kemudian
dilakukan penyortiran berdasarkan kelasnya (Super, AB, BC, C1 dan C2). Untuk
mengurangi kadar air, potongan gubal gaharu dikeringkan dengan cara menjemur di
bawah sinar matahari. Untuk gaharu kelas kemedangan selain dapat dipasarkan
langsung dapat pula di distilasi untuk diambil minyaknya.
BEBERAPA
JENIS TUMBUHAN PENGHASIL GAHARU
DAN DAERAH PENYEBARANNYA DI INDONESIA
DAN DAERAH PENYEBARANNYA DI INDONESIA
Sumatera
Aquilaria malaccensis
Aquilaria beccariana
Aquilaria hirta
Aquilaria microcarpa
Aquilaria moszkowskii
Aquilaria agallocha
Gonyitylus bancanus
Gonystylus macrophyllus
Dalbergia parviflora *
Enkleia malaccensis
Linostoma` scandens
Wikstroemia tenuiramis
Aquilaria malaccensis
Aquilaria beccariana
Aquilaria hirta
Aquilaria microcarpa
Aquilaria moszkowskii
Aquilaria agallocha
Gonyitylus bancanus
Gonystylus macrophyllus
Dalbergia parviflora *
Enkleia malaccensis
Linostoma` scandens
Wikstroemia tenuiramis
Jawa
Aquilaria agallocha
Excoecaria agallocha *
Wikstroemia androsaemifolia
Wikstroemia candolleana
Kalimantan
Aquilaria malaccensis
Aquilaria beccariana
Aquilaria microcarpa
Aquilaria agallocha
Aextoxylon sympetalum
Arastemon urophyllus
Dalbergia parviflora *
Gonystylus macrophyllus
Enkleia malaccensis
Excoecaria agallocha *
Wikstroemia androsaemifolia
Wikstroemia tenuiramis
Wikstroemia polyantha
Sulawesi
Aquilaria cumingiana
Gyrinops decipiens
Gyrinops versteegii
Dalbergia parviflora *
Wikstroemia androsaemifolia
Nusa tenggara
Aquilaria microcarpa
Aquilaria filaria
Gyrinops versteegii
Gyrinops cumingiana
Enkleia malaccensis
Excoecaria agallocha *
Timonius sericeus
Wikstroemia androsaemifolia
Maluku
Aquilaria filaria
Aquilaria secundana
Gyrinops versteegii
Dalbergia parviflora *
Wikstroemia androsaemifolia
Papua
Aquilaria filaria
Aquilaria tomentosa
Gyrinops audate
Gyrinops ledemanii
Gyrinops podocarpus
Gyrinops salicifolia
Gyrinops versteegii
Aextoxylon sympetalum
Wikstroemia androsaemifolia
Wikstroemia polyantha
# GAHARU #
Masyarakat awam
seringkali mengaburkan istilah gaharu dengan pohon gaharu. MenurutSNI 01-5009.1-1999 gaharu didefinisikan sebagai
sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan
kadar damar wangi yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu
yang tumbuh secara alami dan telah mati sebagai akibat dari suatu proses
infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada suatu jenis pohon, yang
pada umumnya terjadi pada pohon Aquilaria sp. (Nama daerah: Karas, Alim, Garu
dan lain-lain).
Cara
Budidaya Gaharu
Pemilihan Species Aquilaria malaccensis, A. microcarpa serta A. crassna adalah
species penghasil gubal gaharu dengan aroma yang sangat disenangi masyarakat
Timur Tengah, sehingga memiliki harga paling tinggi.
Gaharu dapat ditanam
mulai dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 750 m dpl.
Pengenalan dan Cara
Menanam Gaharu (Aquilaria.sp)
Penanaman benih gaharu sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan di pagi hari
sampai jam 11.00, dan dapat dilanjutkan pada jam 4 petang harinya.
Bersihkan Lahan untuk
keperluan pembuatan Lobang, untuk memudahkan penanganan sebaiknya dilakukan
pengajiran/patok dengan dimensi sesuai keinginan (pengalaman 5 x 5 meter).
Galilah tanah lobang
Ukuran 50 x 50 x 50 Cm. Pisahkan antara tanah galian atas dan tanah galian
bawah biarkan selama ± 15 hari.
Siapkan pupuk kandang
atau kompos yang akan menggantikan tanah bawah (dimasukkan terlebih dahulu).
Kemudian ambil bibit
Gaharu yang siap tanam sobek dan buang pembungkus/polybag dan tutup tanah
galian seperti biasa. (bibit sebaiknya sudah ditempatkan di lokasi kebun 2
minggu sebelum ditanam dan menanam pada sore hari dimusim hujan).
Buatlah atap pelindung dari daun ilalang jika kebun monokultur/terbuka hingga
tanaman berumur 18 bulan, setelah itu lahan dapat mulai dibuka.
Kebutuhan pupuk relatif
kecil yakni NPK 10 – 50 gr / 6 bulan. Jika tanaman sudah terjangkit
mikoreza maka tidak banyak memerlukan pupuk.
Pemeliharaan
Pemupukan dapat dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat juga setiap 6 bulan
dengan kompos sebanyak 3 kg melalui pendangiran dibawah canopy. Penggunaan
pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3 bulan
dengan dosis rendah (5 gr/tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun, kemudian
dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman.
Hama tanaman gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di
permukaan daun bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan
dengan pemangkasan pohon pelindung dan pruning agar kena cahaya matahari
diikuti penyemprotan pestisida seperti Tiodane, Decis, Reagent., dll
Pembersihan gulma dapat dilakukan sekali 3 bulan atau pada saat dipandang
perlu.
Tips Pemeliharaan Yang
Baik
Lobang Paling bawah
waktu menanam diisi pupuk kandang/kompos.
Awal musim hujan dan
awal kemarau perlu diberi Pupuk NPK tablet 10-50 gr pohon.
Akhir musim hujan/awal
musim kemarau tanaman perlu di-dangir/ dibersihkan rumput sekitarnya untuk
mencegah kebakaran.
Jarak Tanam yang ideal
untuk gaharu minimal 2 x 3 meter atau menyesuaikan dengan tanaman perpaduan
lainnya seperti karet, pisang, pepaya dan lain-lain.
UNSUR HARA PENDUKUNG SUBURNYA TANAMAN GAHARU
1.
NITROGEN ( N )
Memacu
pertumbuhan tanaman secara umum, terutama pada fase vegetatif, Berperan dalam
pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Pertumbuhan tanaman lambat. Mula-mula daun
menguning dan mengering, lalu rontok. Daun yg menguning diawali dari daun
bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas.
2.
FOSFOR ( P )
Membantu pembentukan protein dan mineral yang sangat penting bagi tanaman.
Bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman. Merangsang pertumbuhan
dan perkembangan akar. Mempercepat pembungaan dan pembuahan tanaman. Serta
mempercepat kematangan biji dan buah.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun bawah berubah warna menjadi tua atau tampak
mengkilap merah keunguan. Kemudian menjadi kuning keabuan dan rontok. Tepi
daun, cabang, dan batang berwarna merah keunguan. Batang kerdil dan tidak
menghasilkan bunga dan buah. Jika sudah terlanjur berbuah ukurannya kecil,
jelek, dan lekas matang.
3.
POTASIUM ( K )
Membantu
pembentukan protein, karbohidrat dan gula. Membantu pengangkutan gula dari daun
ke buah. Memperkuat jaringan tanaman, serta meningkatkan daya tahan terhadap
penyakit.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun mengkerut atau keriting, timbul bercak-bercak
merah kecoklatan lalu kering dan mati. Perkembangan akar lambat. Buah tumbuh
tidak sempurna, kecil, jelek, dan tidak tahan lama.
4.
KALSIUM ( Ca )
Mengaktifkan
pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang. Membantu
keberhasilan penyerbukan. Membantu pemecahan sel. membanti aktivitas beberapa
enzim pertumbuhan. Serta menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Tepi daun muda mengalami korosis, lalu menjalar ke
tulang daun. Kuncup tanaman muda tidak berkembang dan mati. Terdapat bintik
hitam pada serat daun. Akar pendek. Buah pecah dan bermutu rendah.
5.
MAGNESIUM ( Mg )
Membantu pembentukan klorofil, asama amino, vitamin, lemak dan gula. Berperan
dalam transportasi fosfat dalam tanaman.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun tua mengalami krorosis, menguning dan bercak
kecoklatan, hingga akhirnya rontok. Pada tanaman yg menghasilkan biji akan
menghasilkan biji yg lemah.
6.
BELERANG ( S )
Membantu
pembentukan asam amino, protein dan vitamin. Membantu pembentukan bintil akar
dan pertumbuhan tunas baru.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun muda berwarna hijau muda, mengilap, tapi
agak pucat keputihan, lalu berubah jadi kuning dan hijau. Tanaman tumbuh
terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus.
7.
BORON ( Bo )
Membawa
kabohidrat keseluruh jaringan tanaman. Mempercepat penyerapan unsur kalium.
Merangsang tanaman berbunga dan membantu proses penyerbukan.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Tunas pucuk mati dan berwarna hitam, lalu muncul
tunas samping tapi tidak lama kemudian akan mati. Daun mengalami korosis
dimulai dari bagian bawah daun lalu mengering. Daun yg baru muncul kerdil dan
akhirnya mati. Daun tuanya berbentuk kecil, tebal dan rapuh. Pertumbuhan batang
lambat dengan ruas-ruas cabang yg pendek.
8.
TEMBAGA ( Cu )
Membantu pembentukan klorofil dan sebagai komponen dalam pembentukan enzim
tanaman.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun muda berwarna kuning layu dan tidak
berkembang. pertumbuhan dan kesuburan tanaman terhambat secara keseluruhan.
9.
KLOR ( CI )
Berperan dalam pembentukan hormon tanaman. Meningkatkan atau memperbaiki
kualitas dan kuantitas produksi tanaman.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Tanaman gampang layu, daun pucat ,keriput, dan
sebagian mengering. Produktivitas tanaman rendah dan pemasakan buah lambat.
10.
BESI ( Fe )
Berperan
pada proses-proses fisiologis tanaman, seperti proses pernapasan, pembentukan
klorofil dan fotosintesis.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun muda berawarna putih pucat lalu kekuningan,
dan akhirnya rontok. Tanaman perlahan-lahan mati dimulai dari puncak.
11.
MANGAN ( Mn )
Membantu proses fotosintesis, dan berperan dalam pembentukan enzim-enzim
tanaman.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Pertumbuhan tanaman kerdil, daun berwarna
kekuningan atau merah dan sering rontok. Pembentukan biji tidak sempurna.
12.
MOLIBDENUM ( Mo )
Fungsi
sama seperti Cu, berperan sebaga pengikat nitrogen bebas udara untuk
pembentukan protein, dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil
akar tanaman leguminose.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun berubah warna, keriput dan melengkung
seperti mangkuk. Muncul bintik-bintik kuning disetiap lembaran daun, dan
akhirnya mati. Pertumbuhan tanaman terhenti.
13.
SENG ( Zn )
Membantu pembentukan auksin, klorofil, dan karbohidrat.
Gejala Tumbuhan Yang Membutuhkan Pupuk Ini : Daun berwarna kuning pucat atau kemerahan, muncul
bercak-bercak putih di permukaan daun hingga akhirnya mengering, berlubang dan
mati. Perkembangan akar tidak sempurna, sehingga pendek dan tidak subur.
Sumber
: wikipedia.com
KAYU GAHARU (Kayu Garu)
|
Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut , dan pada umumnya terjadi pada pohon Aguilariasp. (Nama daerah :Karas, Alim,Garu dan lain-lain).
Fungsi atau Kegunaan Kayu Gaharu
Dengan kandungan damar wangi / resin yang ada didalam Gaharu , maka fungsi dari
kayu gaharu tersebut biasa digunakan sebagai bahan baku industri parfum,
obat-obatan, kosmetika, dupa, dan pengawet berbagai jenis asesoris serta untuk keperluan kegiatan relijius lainnya.
Perkembangan teknologi kedokteran telah membuktikan secara klinis bahwa gaharu dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti anti asmatik, anti mikroba, stimulant kerja syaraf dan pencernaan. Di Cina kuno, Gaharu digunakan sebagai obat sakit perut, perangsang nafsu birahi, penghilang rasa sakit, kanker, diare, tersedak, ginjal, paru-paru, dll. Di Eropa, gaharu diperuntukkan sebagai obat kanker. Di India, gaharu juga dipakai sebagai obat tumor usus. Disamping itu di beberapa negara seperti Singapura, Cina, Korea, Jepang, USA sudah menembangkan gaharu ini sebagai obat-obatan seperti penghilang stres, gangguan ginjal, sakit perus, asma, hepatitis, sirosis, pembengkakan liver dan limfa.
obat-obatan, kosmetika, dupa, dan pengawet berbagai jenis asesoris serta untuk keperluan kegiatan relijius lainnya.
Perkembangan teknologi kedokteran telah membuktikan secara klinis bahwa gaharu dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti anti asmatik, anti mikroba, stimulant kerja syaraf dan pencernaan. Di Cina kuno, Gaharu digunakan sebagai obat sakit perut, perangsang nafsu birahi, penghilang rasa sakit, kanker, diare, tersedak, ginjal, paru-paru, dll. Di Eropa, gaharu diperuntukkan sebagai obat kanker. Di India, gaharu juga dipakai sebagai obat tumor usus. Disamping itu di beberapa negara seperti Singapura, Cina, Korea, Jepang, USA sudah menembangkan gaharu ini sebagai obat-obatan seperti penghilang stres, gangguan ginjal, sakit perus, asma, hepatitis, sirosis, pembengkakan liver dan limfa.
Harga Jual Kayu Gaharu
Nilai Ekonomi Kayu Gaharu banyak diperdagangkan dengan harga jual yang
sangat tinggi . terutama untuk gaharu dari tanaman famili Themeleaceae
dengan jenis Aquilaria spp. yang dalam dunia perdangangan disebut sebagai gaharu
beringin. Untuk jenis gaharu dengan nilai jual yang relatif rendah,
biasanya disebut sebagai gaharu buaya. Selain ditentukan dari
jenis tanaman penghasilnya, kualitas gaharu juga ditentukan oleh banyaknya
kandungan resin dalam jaringan kayunya. Semakin tinggi kandungan resin
didalamnya maka harga gaharu tersebut akan semakin mahal dan begitu pula
sebaliknya.
4 Golongan Penjualan Kayu Gaharu , yaitu:
Abu
gaharu
adalah serbuk kayu gaharu yang dihasilkan dari proses penghancuran
kayu gaharu sisa pembersihan atau pengerokan.
Damar
gaharu
adalah sejenis getah padat dan lunak, yang berasal dari pohon atau bagian pohon
penghasil gaharu,dengan aroma yang kuat, dan ditandai oleh warnanya yang
hitam kecoklatan.
Gubal
gaharu
adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu,
memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat,ditandai oleh
warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.
Kemedangan
adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu,
memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang lemah, ditandai oleh warnanya
yang putih keabu-abuan sampai kecoklat-coklatan, berserat kasar,dan kayunya yang
lunak.
Thank’s To # http://fadlygaharu.blogspot.com
# http://tekyang.blogspot.com #http://gaharuindonesiaku.blogspot.com #http://www.adith68.com And Mbah Google.
Saya punya kayu gaharu dan galih/ gubalnya, jenis aquilaria malacensis..insyalloh tidak kecewa, smntara masih glondongan untk lbih myakinkan pembeli, saya berminat segra menjualnya,smntara ada 2 kuintal, gubalnya masih didalam glondongan kayu, dan insyalloh kalo ini segra terjual saya mash mmpunyai stok yang super, saya BERNIAT MENJUALNYA SEGERA, BAGI YANG BERMINAT SEGRA HUBUNGI SAYA,
BalasHapusHubungi saya.. rudi surabaya, 082393992448
saya ada gaharu minat hub. 085641044479
BalasHapusgaharu buakannya tidak boleh menggunakan pestisida atau pupuk kimia , yang bisa menyebabkan penuruanan kualitas gaharu
BalasHapusBagus tulisannya. Saya menyediakan inokulan dan jasa penyuntikan. WA 082310892190
BalasHapus