Kakek Penjual Amplop di ITB



     Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang Kakek tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun Kakek itu tetap menjual amplop. Mungkin Kakek itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat.
Kehadiran Kakek tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran Kakek tua itu.

      Kemarin ketika hendak shalat Jumat di Salman saya melihat Kakek tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut. Yach, sekedar ingin membantu Kakek itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri Kakek tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkus plastik itu. “Seribu”, jawabnya dengan suara lirih. Oh Tuhan, harga sebungkus amplop yang isinnya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi Kakek tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. “Saya beli ya pak, sepuluh bungkus”, kata saya.
 Kakek itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak.

     Saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop. Kakek itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir. Tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp7500. “Kakek cuma ambil sedikit”, lirihnya. Jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si Kakek tua. Jika pedagang nakal ‘menipu’ harga dengan menaikkan harga jual sehingga keuntungan berlipat-lipat, Kakek tua itu hanya mengambil keuntungan yang tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan. Siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang? Dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi.

     Setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. Tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat Kakek tua itu untuk membeli makan siang. Si Kakek tua menerima uang itu dengan tangan bergetar sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis. Saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata. Sambil berjalan saya teringat status seorang teman di fesbuk yang bunyinya begini: “Kakek-Kakek tua menjajakan barang dagangan yang tak laku-laku, ibu-ibu tua yang duduk tepekur di depan warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko-toko yang nyaman dan lengkap….”.

       Si Kakek tua penjual amplop adalah salah satu dari mereka, yaitu para pedagang kaki lima yang barangnya tidak laku-laku. Cara paling mudah dan sederhana untuk membantu mereka adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka. Meskipun barang-barang yang dijual oleh mereka sedikit lebih mahal daripada harga di mal dan toko, tetapi dengan membeli dagangan mereka insya Allah lebih banyak barokahnya, karena secara tidak langsung kita telah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.

      Dalam pandangan saya Kakek tua itu lebih terhormat daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat. Para pengemis itu mengerahkan anak-anak untuk memancing iba para pejalan kaki. Tetapi si Kakek tua tidak mau mengemis, ia tetap kukuh berjualan amplop yang keuntungannya tidak seberapa itu.
 Di kantor saya amati lagi bungkusan amplop yang saya beli dari si Kakek tua tadi. Mungkin benar saya tidak terlalu membutuhkan amplop surat itu saat ini, tetapi uang sepuluh ribu yang saya keluarkan tadi sangat dibutuhkan si Kakek tua.

      Kotak amplop yang berisi 10 bungkus amplop tadi saya simpan di sudut meja kerja. Siapa tahu nanti saya akan memerlukannya. Mungkin pada hari Jumat pekan-pekan selanjutnya saya akan melihat si Kakek tua berjualan kembali di sana, duduk melamun di depan dagangannya yang tak laku-laku.
Mari kita bersyukur telah diberikan kemampuan dan nikmat yang lebih daripada kakek ini. Tentu saja syukur ini akan jadi sekedar basa-basi bila tanpa tindakan nyata. Mari kita bersedekah lebih banyak kepada orang-orang yang diberikan kemampuan ekonomi lemah. Allah akan membalas setiap sedekah kita, amiin.

Thank’s To http://www.ronywijaya.web.id

Belajar Tawakkal (dalam Mengais Rezeki) dari Seekor Burung

"Sungguh, seandainya kalian bertawakal kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. At-Tirmidzi).

Ternyata ada beberapa sifat dan sikap yang dilakukan oleh burung dalam mencari makanannya, yaitu:

1.Burung selalu bangun pagi
Tidak ada burung yang bangunnya kesiangan, kecuali burung sakit, atau burung malam (burung hantu). Namun jika dilihat secara umum, burung selalu bangun pagi. Ia bangun dengan penuh optimisme, riang dan gembira tanpa ada rasa khawatir sedikitpun akan makan apa hari ini, tidak pernah khawatir akan rizki yang pasti sudah disiapkan oleh Allah. Bahkan di celah persiapannya, dia sambil sibuk bernyanyi dan membangunkan manusia, seolah dia menunjukkan kepada kita akan rizki Allah yang selalu siap kita jemput. Seolah ia menunjukkan kepada kita bagaimana ia bertasbih kepada Allah, melalui kicauannya.
Contohlah burung saat ia bangun pagi, ia selalu menyempatkan diri untuk bersyukur, memuji Allah yang Maha Pemurah, dan bertasbih kepada Allah melalui nyanyiannya. Kita diberi infrastruktur jauh lebih istimewa daripada  burung, mari kita gunakan waktu kita untuk bangun pagi, bersyukur, bertasbih dan bermunajat kepada Allah, seperti yang dilakukan oleh burung.

2.Burung berusaha berdiri, persiapan. sblm terbang
Dalam usaha mencari rizki, kita juga harus melakukan “pemanasan”, persiapan fisik maupun mental, maupun fikiran guna kesempurnaan ikhtiar kita.

3.Burung terbang dan  mengepakkan sayap melawan gravitasi  bumi.
Dalam usaha mencari rizki, jarang sekali tanpa hambatan ataupun kesulitan yang kita hadapi, seperti burung saat terbang dia berusaha sekuat tenaga untuk melawan grafitasi bumi, agar tidak terjatuh.
Seperti kita, di setiap usaha ada saja penolakan, kelelahan, kesulitan, kebuntuan berfikir yang kadang kita temui, namun yakinlah, bahwa semua itu akan membuat kita menjadi lebih taft, lebih tangguh, lebih ahli di kemudian hari, seperti otot-otot sayap burung, karena setiap hari melawan kuatnya gravitasi bumi, dia akan menjadi lebih kuat dan kuat lagi, hingga jika dalam cuaca ekstrim sekalipun, dia telah terbiasa. Jika kita telah terbiasa dengan “ hujan badai “ sulitnya mencari rizki, maka disaat ada cuaca normal, semua kondisi wajar, kita akan dengan mudah menaklukkan tantangan kehidupan tersebut.

4.Saat terbang selalu yakin dan tak pernah ragu
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3)
Saat kita telah berdo’a, dan bertawakkal kepada Allah, maka jangan pernah ragukan hasilnya, karena yakinlah, Allah telah mempersiapkan rizki untuk kita. Burung tak pernah ragu saat terbang, dia selalu yakin bahwa, disana ada harapan, yang telah dipersiapkan oleh Allah.

5.Terbang dgn insting, ke tempat yang rimbun dan subur
Dalam usaha mencari rizki, diperlukan “ilmu” yang relevan, guna menunjang kesempurnaan ikhtiar. Jikalau burung hanya dibekali insting oleh Allah, untuk mencari tempat-tempat yang rimbun dan subur makanan, maka kita diberi panca indra dan akal pikiran yang luar biasa oleh Allah, yang bisa kita gunakan untuk menganalisa dimana tempat-tempat yang subur dan rimbun akan rizkia Allah.

6.Setelah makan, dia bawa pulang sebagian rizkinya
Saat mencari rizki, jangan pernah lupakan beban amanah keluarga, anak istri yang selalu menanti hasil ikhtiar yang kita lakukan.

7.Jika mengambil makanan, burung tidak pernah merusak
Saat mengambil makanan, burung selalu dengan cara yang indah dan santun, tidak pernah ia melakukan perusakan dalam proses pencarian makanan, bahkan ada beberapa jenis burung yang membantu proses pembuahan beberapa tanaman.
Malu rasanya, jika kita dalam proses mencari rizki kita, harus merugikan orang, harus merusak hak-hak orang, harus menyakiti dan mengecewakan orang lain.

“ Barang siapa yg merasa lelah di sore hari karena mencari rizki dgn tangannya, maka akan diampuni dosa dosanya.” (HR Tabroni)

Oleh: Nuri Nawan
Penulis adalah Direktur Operasional Tazkia Book Network
Thank’s To http://www.republika.co.id

Monosodium Glutamat Sebagai Pupuk Alternatif


MONOSODIUM GLUTAMAT SEBAGAI PUPUK ALTERNATIF
TANAMAN AGLAONEMA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Akhir-akhir ini harga pupuk di pasaran semakin melojak. Baik pupuk organic maupun pupuk kimia, telah mengalami kenaikan harga yang cukup siknifikan. Harga pupuk urea sudah mencapai Rp. 80.000,-/zak,dari harga semula yang berkisar antara Rp. 60.000,- hingga Rp. 65.000,-/zak.(www.kebumenkab.go.id). Selain harga yang beranjak naik, ketersediaan pupuk buatan dipasaran juga semakin langka. Selama tiga pekan kelangkaan pupuk terjadi di Kalimantan Timur. Kelangkaan juga terjadi diberbagai daerah seperti di Karawang, Bogor, Banten, Sumenep, Karanganyar,Jember,dan Tegal.(www.liputan 6.com-11/01/2008)
Pupuk kimia atau pupuk buatan pabrik banyak dimanfaatkan para petani atau pecinta tanaman untuk menyuburkan tanah. Pupuk-pupuk buatan ini memang berguna menyuburkan dan meningkatkan hasil produksi tanaman, namun disamping itu juga memiliki dampak yang tidak baik bagi lingkungan. Pupuk-pupuk buatan tersebut diantaranya Urea, KCl, Za, Tsp-36, dll, banyak mengandung bahan kimia berbahaya. Oleh karena itu diperlukan suatu alternatif lain untuk mendapatkan pupuk yang murah dan sehat.
MSG (Monosodium Glutamat) atau biasa disebut vetsin, selain sebagai penyedap rasa, bahan ini juga dapat dijadikan pupuk alternatif. MSG ini dapat dijadikan sebagai pupuk pada tanaman hias, karena didalamnya mengandung zat-zat yang dibutuhkan tanaman oleh tanaman dan dapat membuat tanaman semakin subur.

2. Manfaat dan Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
  1. Mencari alternatif pupuk yang aman serta sehat bagi manusia dan lingkungan.
  2. Mencari pupuk yang murah dan mudah untuk didapat.
  3. Mengganti pupuk kimia yang berbahaya dengan MSG yang lebih aman dan efisien.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
  1. Menjadikan daun tanaman menjadi lebih hijau dan segar.
  2. Pupuk MSG tidak mencemari lingkungan baik air maupun tanah yang berada disekitar tanaman.
  3. Mengetahui sejauh mana pengaruh MSG pada tanaman aglonema.
  4. Membantu pecinta tanaman hias khususnya untuk mendapatkan pengganti pupuk kimia.

3. Identifikasi Masalah
  1. Mampukah MSG menyuburkan tanaman?
  2. Apakah MSG tidak berbahaya bagi tanaman?
  3. Zat apa saja yang terkandung dalam MSG?
  4. Adakah pengaruh MSG pada tanaman aglonema?
  5. Bagaimana pertumbuhan tanaman aglonema jika diberi pupuk MSG?
  6. Apakah pupuk MSG dapat menangkal hama tanaman aglonema?
  7. Adakah dampak negatifjika tanaman aglonema dineri pupuk MSG?

4. Rumusan Masalah
  1. Mampukah MSG menyuburkan tanaman?
  2. Apakah MSG tidak berbahaya bagi tanaman?
  3. Zat apa saja yang terkandung dalam MSG?
  4. Adakah pengaruh MSG pada tanaman aglonema?

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Monosodium Glutamat (MSG)
Monosodium glutamat yang sering disebut vetsin adalah garam sodium dari asam glutamate. Asam glutamate adalah suatu asam amino yang merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan tubuh. MSG dibuat dari tetes sampingan tebu (molasses) yang merupakan hasil sampingan gilingan tebu. MSG ditemukan oleh Profesor Ikeda, berkebangsaan jepang pada tahun 1970. MSG mudah larut dalam air. MSG mudah bersenyawa dengan asam amino lainnya yang akan membentuk protein.

2. Aglonema
Aglonema disebut juga Sri Rejeki atau Chinese Evergreen merupakan tanaman dari family Araceae. Genus aglonema terdiri dari Sekitar 30 spesies. Habitat asli tanaman ini adalah dibawah hutan hujan tropis,tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan kelembaban tinggi. Kini berbagai macan aglaonema hibrida telah dikembangkan, memiliki penampilan tanaman yang sangat menarik. Hybrida dari berbagai macam warna,bentuk, ukuran daun sehingga jauh berbeda dari spesies alami.

3. Pupuk
Pupuk merupakan bahan yang digunakan untuk menyuburkan tanaman. pupuk yang baik harus memiliki kandungan unsur-unsur C, H, O, N, P, K, Na, Ca, dan Mg. unsur-unsur ini merupakan unsur/zat hara yang sangat dibutuhkan tanaman. zat hara ini diambil tumbuhan dari udara, air dan tanah. Pupuk dibedakan menjadi dua, yakni pupuk organic atau pupuk alam dan pupuk buatan.
Pupuk organik
Pupuk organik atau pupuk alam berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan ternak atau sampah. Pupuk organik dibagi menjadi 3 jenis yakni:
  1. Pupuk kandang yaitu pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak.
  2. Pupuk hijau yaitu pupuk yang berasal dari tanaman yang dimasukkan ke dalam tanah untuk menambah bahan organik dan unsur hara tanaman.
  3. Pupuk kompos yaitu pupuk yang dibuat dengan cara melapapukkan sampah sisa-sisa tanaman yang dicampur kotoran hewan.
Pupuk organik dapat menyuburkan dan menggemburkan tanah, mengandung lebih banyak jenis unsur dan penggunaaanya tidak menimbulkan efek samping.
Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh manusia dari zat-zat anorganik. Pupuk buatan ini contohnya yakni pupuk Urea, ZA, TSP, ZK, NPK dan masih banyak lagi. Penggunaan pupuk buatan secara berlebihan dapat menimbulkan polusi air dan tanah yang akibatnya mengganggu lingkungan hidup.(Master Modul Rumpun Kimia Sekolah Menengah Umum Kelas II)

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Setting
Tempat yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah di halaman rumah Bpk. Kukuh, dengan waktu penelitian selama 1 bulan terhadap 2 tanaman aglaonema yang usianya sama.

2. Teknik Pengumpulan Data / Metode
Metode yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi atau teknik pengumpulan data secara langsung.

3. Alat dan Bahan
Alat    :
1. Dua buah pot
2. Botol aqua 1,5 l
Bahan :
1. Tanaman Aglaonema
2. MSG (mata roda)
3. air
4. tanah

4. Prosedur Penelitian
Dua buah tanaman aglaonema dalam 2 buah pot yang berbeda. Penanaman dilakukan seperti menanam tanaman aglaonema biasanya. Tanaman aglaonema ditanam dengan menggunakan media tanah khusus tanaman aglaonema. Satu bungkus MSG sebanyak 30 gr dilarutkan dalam 1 liter air hingga menjadi larutan homogen. Salah satu tanaman aglaonema disiram dengan larutan MSG tersebut. Penyiraman dilakukan setiap 1 minggu sekali. Ditunggu dan diamati perkembangannya.

5. Instrument
Instrument yang kami gunakan dalam penelitian ini berupa tabel untuk menuliskan hasil penelitian. Untuk memperoleh data secara tepat kami menggunakan mistar cm guna mengukur tinggi tanaman, panjang dan lebar daun.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian
Tabel
Tanaman
Minggu ke-
Tinggi Pohon
Panjang daun
Lebar Daun
Warna
I
I
±16
±10
±5
Hijau Muda
II
±19
±12
±6
Hijau Tua
III
±21
±13
±6,5
Makin Tua
IV
±26
±15
±8
Makin Tua






II
I
±16
±11
±4
Hijau Muda
II
±17
±11,5
±4,5
Hijau Muda
III
±19
±13
±5
Hijau Tua
IV
±21
±14
±6
Makin Tua
*panjang,tinggi,dan lebar dalam cm

2. Pembahasan Hasil Penelitian
     Dari data diatas diketahui bahwa diketahui bahwa tanaman I (yang diberi pupuk MSG) lebih cepat tumbuh dari pada tanaman II (tanpa diberi MSG). Pada tanaman yang diberi MSG, terlihat bahwa pada minggu pertama pertumbuhannya normal dan hampir sama dengan tanaman yang tidak diberi MSG. Namun pada minggu ke-2 terlihatperbedaannya. Tanaman yang diberi MSG mulai tumbuh cepat daripada tanaman yang tidak diberi MSG. Pada minggu ke-3 dan minggu ke-4, terlihat jelas bahwa tanaman yang diberi MSG lebih cepat pertumbuhannya dalam hal tinggi pohon, panjang daun,lebar daun, warna daun tanaman.
     Pada dasarnya tumbuhan memerlukan bahan makanan untuk dapat tumbuh subur. Unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar disebut unsur makro. Unsur makro terdiri dari unsur : C, H, O, N, P, K, Na, Ca, S, dan Mg. Unsur-unsur C, H, O diperoleh tumbuhan dari uadara dan air, sedangkan unsur-unsur lainnya diperoleh dari dalam tanah. Unsur-undur yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit disebutunsur mikro. Yang tergolong unsur-unsur mikro antara lain unsur : Fe, Mn, B, Cu, dan Zn. Semua unsur-unsur ini diperileh tumbuhan dari dalam tanah.
     MSG merupakan zat aditif yang dignakan untuk memberikan rasa sedap pada makanan. MSG lebih dikenal dimasyarakat dengan nama vetsin. Vetsin ini memiliki bernagai merk dagang seperti : Ajinomoto, Sasa, Miwon, Masako, Mata roda dan lain sebagainya. Dalam penelitian yang kami lakukan ini,kami menggunakan merek vetsin ini yaitu Mata roda.
     MSG dapat digunakan sebagai pupuk pada tanaman karena MSG mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman, khususnya unsur makro. Dari rumus kimia diatas diketahui bahwa MSG memiliki unsur-unsur seperti : C, H, O, N, dan Na yang sangat dibutuhkan tanaman. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman adalah unsur N. Unsur N (Nitrogen) berguna untuk merangsang pertumbuhan tanaman khususnya batang, cabang, dan daun. Secara mikroskopis unsur N diperlukan untuk pembentukan protein, lemak, dan berbagai senyawa organic lainnya dalam tanaman.
     MSG tidak mencemari lingkungan sekitar tanaman baik tanah, air, maupun udara. Kandungan pH tanah tetap setabil, kemurnian air tetap dalam ambang batas normal serta kadar residu udarapun tetap aman. Hal ini karena MSG terbuat dari tetes tebu (molasses),yang berasal dari hasil pengolahan tebu yang digunakan untuk membuat gula. Bahan pembuat MSG yang berasal dari alam khususnya bahan nabati, maka larutan MSG yang disiramkan pada tanah sebagai pupuk akan terurai bersama zat-zat alam lain. Lain halnya dengan pupuk buatan pabrik seperti : Urea, Tsp, ZA, kcl, dll. Bahan-bahan pupuk buatan ini berasal dari bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan sekitar tanaman.
Pupuk MSG ini lebih ekonomis dibandingkan dengan pupuk buaan pabrik. Dalam sekali pemupukan hanya memerlukan 12-30 gr MSG, jadi biaya yang harus dikeluarkan dalam satu kali pemupukan yakni Rp 400,- hingga Rp 600,-.

BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Monosodium glutamate (MSG) dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, khususnya tanaman aglaonema.
2) MSG mengandung unsur-unsur seperti : C, H, O, N, dan Na yang sangat dibutuhkan tanaman. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman adalah unsur N.
3) Pupuk dari MSG  ini memiliki berbagai kelebihan yakni lebih ekonomis, praktis, serta ramah lingkungan.
2. Saran
Dari simpulan di atas dapat diberikan saran sebagai berikut :
1)      Para petani khususnya pecinta tanaman aglaonema diharapkan beralih menggunakan pupuk dari MSG.
2)      Masyarakat maupun petani sekiranya harus diberikan penyuluhan tentang berbagai macam teknologi tepat guna, untuk meninggkatkan hasil produksinya.
3)      Penelitian ini semoga menjadi awalan untuk para peneliti untuk lebih bersemangat dalam meneliti MSG sebagai pupuk, sehingga pada akhirnya MSg dapat dijadikan pupuk bagi semua jenis tanaman.
By : Adit, Anang, Anissa, & Inggar

Thank’s to http://meynyeng.wordpress.com


Go... Blog ^^. Diberdayakan oleh Blogger.