BUDIDAYA
JAMBU BIJI
Jambu biji adalah salah satu tanaman
buah jenis perdu, dalam bahasa Inggris disebut Lambo guava. Tanaman ini
berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke Thailand kemudian ke negara
Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan dan
menyebar luas di daerah-daerah Jawa. Jambu biji sering disebut juga jambu
klutuk, jambu siki, atau jambu batu.Jambu tersebut kemudian dilakukan persilangan melalui stek atau
okulasi dengan jenis yang lain, sehingga akhirnya mendapatkan hasil yang lebih
besar dengan keadaan biji yang lebih sedikit bahkan tidak berbiji yang diberi
nama jambu Bangkok karena proses terjadinya dari Bangkok.Dari sejumlah jenis
jambu biji, terdapat beberapa varietas jambu biji yang digemari orang dan
dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomisnya yang relatif lebih tinggi
diantaranya:
- Jambu sukun (jambu tanpa biji yang tumbuh secara partenokarpi
dan bila tumbuh dekat dengan jambu biji akan cenderung berbiji kembali).
- Jambu bangkok (buahnya besar, dagingnya tebal dan sedikit
bijinya, rasanya agak hambar). Setelah diadakan percampuran dengan jambu susu
rasanya berubah asam-asam manis.
- Jambu merah.
- Jambu pasar minggu.
- Jambu sari.
- Jmabu apel.
- Jambu palembang.
- Jambu merah getas.
PEDOMAN
BUDIDAYA
A. PEMBIBITAN
Pembibitan pohon jambu biji
dilakukan melalui sistem pencangkokan dan okulasi, walaupun dapat juga
dilakukan dengan cara menanam biji dengan secara langsung.
1) Persyaratan Benih
Benih yang diambil biasanya dipilih dari benih-benih yang
disukai oleh masyarakat konsumen yang merupakan bibit unggulan seperti jambu
bangkok. Bibit yang baik antara lain yang berasal dari:
- Buah yang sudah cukup tua.
- Buahnya tidak jatuh hingga pecah.
- Pengadaan bibit lebih dari satu jenis untuk menjamin
kemungkinan adanya persarian bersilang.
2) Penyiapan Benih
Setelah buah dikupas dan diambil
bijinya, lalu disemaikan dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2
hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam). Biji
tersebut direndam dengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air dan
larutan asam yang terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% Asam Sulfat (H2S04) BJ :
1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air tawar yang
bersih sebanyak 3 kali berulang/dengan air yang mengalir selama 10 menit,
kemudian dianginkan selama 24 jam. Untuk menghidari jamur, biji dapat dibalur
dengan larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya. Setelah
batang pokok telah mencapai ketinggia 5-6 meter bibit yang disemaikan baru
dapat dilakukan okulasi /cangkok yang kira-kira telah bergaris tengah 1cm dan
tumbuh lurus, kemudian dengan menggunakan pisau okulasi dilakukan pekerjaan
okulasi dan setelah selesai pencangkokan ditaruh dalam media tanah baik dalam
bedengan maupun didalam pot/kantong plastik,setelah tanaman sudah cukup kuat
baru dipindah kelokasi yang telah disiapkan.
3) Teknik Penyemaian Benih
Pilih lahan yang gembur dan sudah
mendapat pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu mudah diawasi untuk
penyemaian. Cara penyemaian adalah sebagai berikut: tanah dicangkul sedalam
20-30 cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu dan sisa pepohonan
dan benda keras lainnya, kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur dan
dibuat bedengan yang berukuran lebar 3-4 m dan tinggi sekitar 30 cm, panjang
disesuaikan dengan lahan yang idel sekitar 6-7 m, dengan keadaan bedengan
membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari,
dengan jarak antara bedeng 1 m, dan untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk
hijau, kompos/pupuk kandang sebanyak 40 kg dengan keadaan sudah matang dan
benih siap disemaikan.
Selain
melalui proses pengecambahan biji juga dapat langsung ditunggalkan pada
bedeng-bedang yang sudah disiapkan, untuk menyiapkan pohon pangkal lebih baik
melalui proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam pada bedeng-bedeng
yang berjarak 20-30 cm setelah berkecambah sekitar umur 1-2 bulan, sudah tumbuh
daun sekitar 2-3 helai maka bibit dapat dipindahkan dari bedeng persemaian ke
bedeng penanaman. Setelah mencapai keinggian 5-6 m, kurang lebih telah berumur
6-9 bulan pencangkokan atau okulasi dapat dimulai dengan mengerat cabang
sepanjang 10-15 cm kemudian diberi media tanah yang telah diberi pupuk kandang,
kemudian dibalut dengan sabut kelapa atau plastik yang telah diberi
lubang-lubang sirkulasi, kemudian diikat dengan tali plastik supaya menjaga
petumbuhan akar tidak mengalami hambatan. Akar akan tumbuh dengan cepat,
sekitar 2-3 bulan. Mulai dlakukan okulasi dengan mata tangkai yang telah berumur
1 th, melalui cara Forkert yng disempurnakan, dengan lebar 0,8 cm setinggi 10
cm dari permukaan tanah, setelah dikupas kulitya sebesar 2/3 pada bagian bibir
kulit dan setelah berumur 2-3 minggu tali dilepas jika kelihatan mata tetap
konndisi hijau, okulasi dianggap berhasil dan pohon pangkal diatas okulasi
setinggi 5 cm direndahakan supaya memberi kesempatan mata terebut untuk
berkembang dan setelah itu pohon pangkal dipotong, bibit hasil okulasi dapat
dipindah pada pot-pot atau kantong plastik, kemudian dilakukan pemotongan pada
akar tunggang sedikit supaya akar akan lebih cepat berkebang. Setelah itu baru
dilakukan penanaman dalam lobang-lobang bedengan yang telah dipersiapkan.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemberian pupuk kandang sebelum
disemaikan akan lebih mendorong pertumbuhan benih secara cepat dan merata,
setelah bibit mulai berkecambah sekitar umur 1-1,5 bulan dilakukan penyiraman
dengan menggunakan larutan Atoik 0,05-0,1% atau Gandasil D 0,2%, untuk
merangsang secara langsung pada daun dan akar, sehingga memberikan kekuatan
vital untuk kegiatan pertumbuhan sel. Setelah itu dilakukan penyiraman
pagi-sore secara rutin, hingga kecambah dipindah ke bedeng pembibitan,
penyiraman dilakukan cukup 1 kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari
terbit, alat yang digunakan "gembor" supaya penyiraman dapat merata
dan tidak merusak bedengan, diusahakan supaya air dapat menembus sedalam 3-4 cm
dari permukaan. Selanjutnya dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur,
dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yang tumbuh disekitarnya supaya
disiangi, hindarkan dari serangan hama dan penyakit, sampai umur kurang lebih 1
tahun, baru setelah itu dapat dilakukan pengokulasian dengan sistem Fokert yang
sudah disempurnakan, sebelum dilakukan okulasi daun-daun pohon induk yang telah
dipilih mata kulitnya dirontokkan, kemudian setelah penempelan mata kulit
dilakukan, ditunggu sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu batang
diatas tunas baru pada pohon induk di pangkas, kemudian rawat dengan penyiraman
2 kali sehari dan mendangir serta membersihkan rumput-rumput yang ada
disekitarnya. pemberian pupuk daun dengan Gundosil atau Atonik diberikan setiap
2 minggu sekali selama 4 bulan dengan cara disemprotkan melalui daun, tiap
tanaman disemprot 50 cc larutan.
5) Pemindahan Bibit
Cara pemindahan bibit yang telah
berkecambah atau telah di cangkok maupun diokulasi dapat dengan mencungkil atau
membuka plastik yang melekat pada media penanaman dengan cara hati-hati jangan
sampai akar menjadi rusak, dan pencungkilan dilakukan dengan kedalaman 5 cm,
agar tumbuh akar lebih banyak maka dalam penanaman kembali akar tunggangnya
dipotong sedikit untuk menjaga terjadinya penguapan yang berlebihan, kemudian
lebar daun dipotong separuh. Ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak 6-7 m
dan ditutupi dengan atap yang dipasang miring lebih tinggi di timur, dengan
harapan dapat lebih banyak kena sinar mata hari pagi. Dan dilakukan penyiraman
secara rutin tiap hari 2 kali, kecuali ditanam pada musim penghujan.
B. PENGOLAHAN MEDIA TANAM
1) Persiapan
Sebagai salah satu syarat dalam
mempersiapkan lahan kebun buah-buahan khususnya Jambu biji dipilih tanah yang
subur, banyak mengandung unsur nitrogen, meskipun pada daerah perbukitan tetapi
tanahnya subur, dilakukan dengan cara membuat sengkedan (teras) pada bagian
yang curam, kemudian untuk menggemburkan tanah perlu di bajak atau cukup
dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara merata. Selanjutnya
diberi pupuk kandang dengan dosis 40 kg/m persegi, kemudian dibuatkan bedengan
dengan ukuran 1,20 m yang panjangnya disesuaikan dengan ukuran yang diperlukan.
2) Pembukaan Lahan
Tanah yang akan dipergunakan
untuk kebun jambu biji dikerjakan semua secara bersama, tanaman pengganggu
seperti semak-semak dan rerumputan dibuang, dan benda-benda keras disingkirkan
kemudian tanah dibajak atau dicangkul dalam, dengan mempertimbangkan bibit yang
mau ditanam. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu
terlalu dalam (30 cm), tetapi bila hasil okulasi perlu pengolahan yang cukup
dalam (50 cm). Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 m dan ke dalam
disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air
yang kurang lancar. Tanah yang kurus dan kurang humus/ tanah cukup liat
diberikan pupuk hijau yang dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting dan
dedaunan dengan kondisi seperti ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun
sebelumnya. Kemudian dilakukan pemupukan sebanyak 2 kaleng minyak tanah (4 kg)
per meter persegi. Dilanjutkan pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan.
3) Pembentukan Bedengan
Tanah yang telah gembur,
dibuatkan bedang-bedang yang berukuran 3 m lebar, panjang sesuai dengan
kebutuhan, tinggi sekitar 30 cm. Bagian atas tanah diratakan guna menopang
bibit yang akan ditanam. Idealnya jarak baris penanaman benih sekitar 4 m,
dipersiapakan jarak didalam baris bedengan sepanjang 2,5 m dengan keadaan
membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi,
setelah diberi atap pelindung dengan jarak antara bedeng 1 m, untuk sarana
lalu-lintas para pekerja dan dapat digunakan sebagai saluran air pembuangan,
untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yang
sudah matang. Terkecuali apabila penanaman jenis jambu Bangkok menggunakan
jarak tanaman antara 3 x 2 m.
4) Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila
dataran yang berasal dari tambak dan juga dataran yang baru terbentuk tidak
bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu subur. Caranya
dengan menggali lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 m, dasar lobang ditaburkan
kapur sebanyak 0,5 liter untuk setiap lobang, guna menetralkan pH tanah hingga
mencapai 4,5-8,2. Setelah 1 bulan dari penaburan kapur diberi pupuk kandang.
5) Pemupukan
Setelah jangka waktu 1 bulan dari
pemberian kapur pada lubang-lubang yang ditentukan kemudian diberikan pupuk
kandang dengan urutan pada bulan pertama diberi NPK dengan dosis 12:24:81
ons/pohon, bulan kedua dilakukan sama dengan bulan pertama, pada bulan ketiga
diberi NPK dengan dosis 15:15:15 ons/pohon dan bulan ke 4 sampai tanaman
berbuah, supaya jambu tetap bebuah gunakan pupuk kandang yang sudah matang dan
ditanamkan sejauh 30 cm dari batang tanaman. Pemupukan merupakan bagian
terpenting yang peggunaannya tidak dapat sembarangan, terlebih-lebih kalau
menggunakan pupuk buatan seperti NPK, kalau dilakukan berlebihan akan berakibat
adanya perubahan sifat dari pupuk menjadi racun yang akan membahayakan tanaman
itu sendiri.
C. TEKNIK PENANAMAN
1) Penentuan Pola Tanaman
Setelah terjadi proses
perkecambahan biji yang telah cukup umur ditempatan pada bedeng-bedang yang
telah siap. Juga penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan
kemudian ditanam dengan jarak 20 x 30 cm setelah berkecambah dan berumur 1-2
bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 2- 3 helai maka bibit/zaeling dapat
dipindahkan pada bedeng ke dua yang telah dibentuk selebar 3-4 m dengan jarak
tanam 7-10 m dengan kedalaman sekitar 30- 40 cm, jarak antara bedeng selebar 1
m, didahului perataan tanah ditengah bedengan guna pembuatan lubang-lubang
penanaman.
Untuk menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dibuat
atap yang berbentuk miring lebih tinggi ke timur dengan maksud supaya
mendapatkan sinar matahari pagi hari secara penuh.
2)
Pembuatan Lubang Tanaman
Pembuatan lubang pada
bedeng-bedeng yang telah siap untuk tempat penanaman bibit jambu biji yang
sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang kemudian dibuat
lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,8 m yang sebaiknya telah dipersiapkan 1
bulan sebelumnya dan pada waktu penggalian tanah yang diatas dan yang dibawah
dipisahkan, nantinya akan dipergunakan untuk penutup kembali lubang yang telah
diberi tanaman, pemisahan tanah galian tersebut dibiarkan selama 1 minggu
dimaksudkan agar jasad renik yang akan mengganggu tanaman musnah; sedangkan
jarak antar lubang sekitar 7-10 m.
3) Cara
Penanaman
Setelah berlangsung selama 1
pekan lubang ditutup dengan susunan tanah seperti semula dan tanah di bagian
atas dikembalikan setelah dicampur dengan 1 blek (1 blek ± 20 liter) pupuk
kandang yang sudah matang, dan kira-kira 2 pekan tanah yang berada di lubang
bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru bibit jambu biji ditanam,
penanaman tidak perlu terlalu dalam, secukupnya, maksudnya batas antara akar
dan batang jambu biji diusahakan setinggi permukaan tanah yang ada
disekelilingnya. Kemudian dilakukan penyiraman secara rutin 2 kali sehari (pagi
dan sore), kecuali pada musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman.
4) Lain-lain
Pada awal penanaman di kebun
perlu diberi perlindungan yang rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan
dipasang posisi agak tinggi disebelah timur, agar tanaman mendapatkan lebih
banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, dan untuk atapnya dapat dibuat
dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim
penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah.
D. PEMELIHARAAN TANAMAN
Meskipun penanaman jambu biji
mampu tumbuh dan menghasilkan tanpa perlu diperhatikan keadaan tanah dan cuaca
yang mempengaruhinya tetapi akan lebih baik apabila keberadaannya diperhatikan,
karena tanaman yang diperhatikan dengan baik akan memberikan imbalan hasil yang
memuaskan.
1) Penjarangan dan Penyulaman
Karena kondisi tanah telah gembur
dan mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu),
seperti rumput-rumputan dan harus disiangi sampai radius 1,5-2 m sekeliling
tanaman rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan
penggantian dengan bibit cadangan. Dan apabila tumbuh tanaman terlalu jauh
jaraknya maka perlu dilakukan penyulaman dan sebaliknya apabila tumbuhnya
sangat berdekatan penjarangan.
2) Penyiangan
Selama 2 minggu setelah bibit
yang berasal dari cangkokan/ okulasi ditanam di lahan perlu penyiangan
dilakukan hanya pada batang dahan tua (warna coklat) dengan dahan muda (warna
hijau) dan apabila buah terlalu banyak, tunas yang ada dalam satu ranting bisa
dikurangi, dengan dikuranginya tunas yang tidak diperlukan akan berakibat buah
menjadi besar dan menjadi manis rasanya. Khusus jambu non biji dengan membatasi
percabangan buahnya maksimal 3 buah setelah panjang 30-50 cm dilakukan
pangkasan, dan setelah tumbuh cabang tersier segera dilenturkan ke arah
mendatar, guna untuk merangsang tunas bunga dan buah yang akan tumbuh.
3) Pembubunan
Supaya tanah tetap gembur dan
subur pada lokasi penanaman bibit jambu biji perlu dilakukan pembalikan dan
penggemburan tanah supaya tetap dalam keadaan lunak, dilakukan setiap 1 bulan
sekali hingga tanaman bisa dianggap telah kuat betul.
4) Perempalan
Agar supaya tanaman jambu biji
mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan
perempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping untuk memperoleh
tajuk yang seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, juga memperbanyak dan
mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara dan pemangkasan juga perlu
dilakukan setelah masa panen buah berakhir, dengan harapan agar muncul
tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya
dengan hasil lebih meningkat atau tetap stabil keberadaannya.
5) Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan
lahan tanaman jambu biji tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala
dengan aturan :
I.
Pada tahun 0-1 umur penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan campuran
40 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea dan 20 gram ZK dengan cara
ditaburkan disekeliling pohon atau dengan jalan menggali di sekeliling pohon
sedalam 30 cm dan lebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut
dan tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya. Tanaman bisa berbuah 2 kali
setahun.
II.
Pemupukan
tanaman umur 1-3 tahun, setelah tanaman berbuah 2 kali. Pemupukan dilakukan
dengan NPK 250 gram/pohon, dan TSP 250 gram/pohon, dan seterusnya cara seperti
ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan TSP dan NPK dengan takaran sama.
III.
Pemupukan
tanaman umur 3 tahun keatas, Kalau pertumbuhan tanaman kurang sempurna,
terutama terlihat pada pertumbuhan tuas hasil pemangkasan raning, berarti
selain TSP dan NPK dengan ukuran yang sama tanaman memerlukan pupuk kandang
sebanyak 2 kaleng minyak per pohon. Cara pemupukan dilakukan dengan membuat
torakan yang mengelilingi tanaman persis di bawah ujung tajuk dengan kedalaman
sekitar 30-40 cm dan pupuk segera di tanam dalam torakan tersebut dan ditutup
kembali dengan bekas galian terdahulu.
6) Pengairan
dan Penyiraman
Selama dua minggu pertama setelah
bibit yang berasal dari cangkokan atau okulasi ditanam, penyiraman dilakukan
sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore. Dan minggu-minggu berikutnya
penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman jambu biji
telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yang
dapat dilakukan saat-saat diperlukansaja. Dan bila turun hujan terlalu lebat
diusahakan agar sekeliling tanaman tidak tegenang air dengan cara membuat
lubang saluran untuk mengalirkan air. Sebaliknya pada musim kemarau tanah
kelihatan merekah maka diperlukan penyiraman dengan menggunakan pompa air 3 PK
untuk lahan seluas kurang lebih 3000 m2 dan dilakukan sehari sekali tiap sore
hari.
7) Waktu
Penyemprotan Pestisida
Guna menjaga kemungkinan
tumbuhnya penyakit atau hama yang ditimbulkan baik karena kondisi cuaca dan
juga dari hewan-hewan perusak, maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida pada
umumnya dengan nogos, antara 15-20 hari sebelum panen dan juga perlu disemprot
dengan sevin atau furadan terutama untuk menghindarkan adanya ulat jambu, tikus
atau jenis semut-semutan, disamping itu penyemprotan dilakukan dengan fungisida
jenis Delsene 200 MX guna memberantas cendawan yang akan mengundang hadirnya
semut-semut. Disamping itu juga digunakan insektisida guna memberantas lalat
buah dan kutu daun disemprot 2 x seminggu dan setelah sebulan sebelum panen
penyemprotan dihentikan.
8) Pemeliharaan
Lain
Untuk memacu munculnya bunga
Jambu biji diperlukan larutan KNO3 (Kalsium Nitrat) yang akan mempercepat 10
hari lebih awal dari pada tidak diberi KNO3 dan juga mempunyai keunggulan
memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) jambu biji pada setiap stadium
(tahap perkembangan) dan juga mempercepat pertumbuhan buah jambu biji, cara
pemberian KNO3 dengan jalan menyemprotkan pada pucuk-pucuk cabang dengan dosis
antara 2-3 liter larutan KNO3 untuk setiap 10 pucuk tanaman dengan ukuran
larutan KNO3 adalah 10 gram yang dilarutkan dengan 1 liter pengencer teknis.
Thank’s to epetani.deptan.go.id
n’ http://jambumerah.blogdetik.com